JAKARTA -- Pemerintah dan otoritas terkait terus mendorong pengembangan
ekonomi syariah. Salah satunya dengan membentuk Komite Nasional Keuangan
Syariah (KNKS).
Adanya KNKS ini diharapkan dapat menciptakan
berbagai kebijakan yang secara langsung berdampak pada keuangan. Ketua
Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin berharap 10 persen dari
Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sekitar Rp 2.000
triliun dapat masuk ke sistem keuangan syariah. "Kami harapkan paling
tidak 10 persen dari APBN masuk ke perbankan syariah," ujar Ma'ruf Amin
saat ditemui di Gedung Bank Indonesia, Senin (24/7).
Kiai Ma'ruf
menjelaskan, melalui KNKS nantinya akan ada perluasan kegiatan-kegiatan
syariah, dari yang sebelumnya hanya menyangkut perbankan, asuransi,
pasar modal, namun juga ke sektor riil seperti rumah sakit, wisata
halal, koperasi syariah dan lainnya. Perluasan kegiatan bisnis ini
memerlukan perbankan syariah yang dapat mendukung pembiayaan.
Dia
berharap pembentukan bank syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat
segera terealisasi dan dapat membantu perputaran dana Rp 200 triliun
APBN untuk keuangan syariah. "Jadi ini kita harapkan dapat intensifikasi
dan ekstensifikasi. Dengan terbentuknya KNKS kebijakan ke arah sana
bisa lebih dirumuskan," katanya.
Dalam kesempatan yang berbeda,
Wakil Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Indonesia, Halim Alamsyah
mengatakan, saat ini pembentukan KNKS berada pada titik yang sangat baik
untuk mendorong perkembangan ekonomi syariah. Apabila APBN pemerintah
dapat masuk ke sistem perbankan syariah untuk kemudian disalurkan ke
sektor riil, maka syariah akan tumbuh signifikan.
"Kalau sedikit
saja ke bank syariah, 10 persen dari Rp 2.000 triliun APBN, akan bisa
menaikkan signifikan, karena sekarang aset bank syariah Rp 357 triliun,"
ujar Halim kepada Republika.co.id.
Halim
menjelaskan, unruk menciptakan industri yang besar dengan pembiyaaan
yang kompetitif dibutuhkan skala besar yang dapat bersaing. Namun saat
ini skala perbankan syariah masih sangat jauh di bawah konvensional.
Dia
menyontohkan, bank syariah aset terbesar yaitu Bank Syariah Mandiri
(BSM) dengan nilai aset Rp 80 triliun, dibandingkan dengan induk yang
konvensional Bank Mandiri dengan nilai aset Rp 1.067 triliun. Dengan
skala yang masih sangat kecil tersebut akan sulit untuk mendorong
ekonomi syariah berkontribusi besar dalam perekonomian.
"Kalau
skala terlalu kecil susah juga. Awalnya harus ada campur tangan
pemerintah," kata Halim. Dengan demikian, ia berharap terbentuknya KNKS
dapat menciptakan skala ekonomi syariah yang besar. []
Sumber: Republika
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar