JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya mengakselerasi sektor industri kecil dan menengah (IKM) bertransformasi digital dalam proses produksi dan bisnisnya. Langkah strategis ini dilakukan melalui program e-Smart IKM yang bertujuan memacu daya saing dan memperluas akses pasar.
“Program e-Smart IKM ini telah berjalan sejak 2017 dan telah melatih sebanyak 13.184 pelaku IKM di seluruh Indonesia. Mereka saat ini sudah bisa masuk dan menjalankan pemasaran digital melalui marketplace yang ada,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (22/6).
Menperin menjelaskan, program e-Smart IKM digelar agar pelaku IKM dapat juga mengakses mitra yang dapat membantu go digital, seperti marketplace, relawan teknologi informasi dan komunikasi, serta BUMN yang membina IKM. "Pemerintah menargetkan 6,1 juta UMKM onboarding atau masuk ke ranah digital marketplace pada 2021,” ungkapnya.
Sasaran tersebut, kata dia, sesuai program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0. Aspirasi besarnya yakni menjadikan sektor industri di Tanah Air bisa lebih berdaya saing global, sehingga Indonesia masuk sebagai 10 negara yang memiliki ekonomi terkuat di dunia pada 2030.
“Karena itu, salah satu prioritasnya yaitu memberdayakan sektor IKM agar lebih maksimal memanfaatkan teknologi digital dan menjalankan proses bisnis digital (e-business),” ujar Agus. Hal ini, lanjutnya, juga sejalan dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang diluncurkan Presiden Joko Widodo pada 2020. Melalui gerakan ini pemerintah sinergis dengan pelaku usaha dan masyarakat agar mencintai dan membeli produk dalam negeri.
“Maka, kami semakin gencar mengajak pelaku IKM proaktif menggunakan e-business dan pemasaran digital. Tujuannya menciptakan peluang usaha lebih besar sesuai perkembangan era industri,” tuturnya.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih menambahkan, program e-Smart IKM akan digelar dalam bentuk workshop di berbagai daerah. Adapun materi workshop berupa pembuatan konten video pemasaran online, tip dan trik pembuatan foto produk, pemanfaatan marketplace demi pemasaran dan dalam rangka pengadaan barang dan jasa pemerintah, serta mengenai sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Pasar Digital BUMN.
“Tahun ini, Ditjen IKMA menargetkan pemberian edukasi, pelatihan, dan pendampingan e-business kepada 4.000 pelaku IKM di tanah air,” ujar Gati. Kemenperin, sambungnya, menggelar rangkaian workshop e-Smart IKM di Jawa Timur pada 21 Juni 2021 dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada 22 Juni 2021.
Sebagai pembuka, workshop e-Smart IKM Provinsi Jawa Timur diselenggarakan secara hybrid dan diikuti sebanyak 300 IKM. Para pelaku IKM yang ikut tersebut berasal dari sektor komoditas logam, permesinan, elektronik, kelistrikan, alat angkut, alat kesehatan, dan alat masak dari logam atau elektronika.
Sedangkan workshop e-Smart IKM di Yogyakarta juga diadakan secara hybrid dengan diikuti oleh 250 IKM. Pelaku IKM yang ikut berasal dari komoditas mainan, alat olahraga, alat musik, kerajinan, fesyen, homecare, alat musik, pakaian bayi, perlengkapan kebersihan dan makan.
Gati menambahkan, workshop e-Smart IKM ini bekerja sama dengan marketplace Blibli dan Shopee, Surveyor Indonesia, Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi, serta Pasar Digital Kementerian BUMN. Sebagai tindak lanjut workshop, nantinya peserta mendapatkan bimbingan langsung oleh tim dari marketplace, workshop kebijakan pemerintah, workshop bisnis digital dan manajemen bisnis. []
Sumber : Republika
0 komentar:
Posting Komentar