JAKARTA -- PT Pegadaian mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,42 triliun sepanjang 2021. Adapun realisasi ini tumbuh 20 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,02 triliun.
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengatakan pertumbuhan laba ini didukung oleh efisiensi yang dilakukan perusahaan. Hal ini mengingat kondisi perekonomian secara umum masih dalam kondisi yang kurang kondusif.
“Ketika kinerja operasional kurang menguntungkan yang berdampak penurunan pendapatan, maka efisiensi menjadi strategi yang dipilih agar perusahaan tetap bertahan bahkan meraih keuntungan,” ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (17/2/2022).
Kuswiyoto mencatat beban usaha pada 2020 sebesar Rp 19,17 triliun dapat ditekan menjadi Rp 17,40 triliun sepanjang 2021. Adapun strategi ini cukup jitu mengingat pendapatan usaha 2020 sebesar Rp 21,96 triliun tahun ini terkoreksi menjadi Rp 20,63 triliun.
Kemudian penurunan harga emas juga turut memengaruhi pendapatan perusahaan. Data menunjukkan, rata-rata harga emas 2020 sebesar Rp 835.700, turun menjadi Rp 827.107 pada 2021.
“Kondisi ini memberi dampak pada penurunan outstanding loan (OSL) per 31 Desember 2020 sebesar Rp 56,8 triliun menjadi Rp 51,9 triliun pada 2021 sebab 98 persen barang jaminan Pegadaian adalah emas, baik perhiasan maupun emas batangan. Sedangkan sisanya barang jaminan non emas, sehingga penurunan harga emas memberikan dampak signifikan terhadap kinerja perusahaan,” ucapnya.
Tak hanya itu, sepanjang 2021 Pegadaian juga aktif dengan program-program pemberdayaan masyarakat melalui restrukturisasi, relaksasi, diskon bunga, kegiatan sosial hingga meluncurkan produk Gadai Peduli atau gadai tanpa bunga untuk pinjaman maksimal Rp 1 juta. Sebagai agen pembangunan, bisnis Pegadaian tidak semata-mata mencari pendapatan setinggi-tingginya tetapi berusaha memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat.
Dari sisi transaksi digital yang dilakukan oleh nasabah mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Tercatat sepanjang 2020 jumlah transaksi melalui aplikasi Pegadaian Digital sebanyak 3,40 juta transaksi, pada 2021 naik 49,24 persen menjadi 5,09 juta transaksi dan nilai transaksi meningkat dari 2020 sebesar Rp 5,09 triliun atau naik 35,73 persen menjadi 6,91 triliun pada 2021.
“Kenaikan transaksi digital ini tentu berdampak pada penurunan biaya operasional, mengingat dari sisi penggunaan kertas misalnya dapat dikurangi, dari sisi waktu layanan juga lebih cepat. Begitu pula dari sisi data juga lebih akurat dan realtime,” ucapnya.
Maka itu, pihaknya mendorong pada masa datang penggunaan aplikasi Pegadaian Digital semakin meningkat, karena saat ini nasabah yang sudah familiar menggunakan aplikasi baru sekitar 20 persen dari total nasabah.
Ke depan Pegadaian terus mengembangkan fitur layanan digital. Terbaru perusahaan telah meluncurkan Kartu Emas Pegadaian. Para nasabah dapat memiliki Kartu Emas jika rekening Tabungan Emas yang didaftarkan mempunyai saldo minimal lima gram yang terhubung aplikasi Pegadaian Digital dan sudah melakukan upgrade Akun Premium.
Sumber : Republika
0 komentar:
Posting Komentar