PebisnisMuslim.Com, Jakarta - Menjelang hari raya Idul Adha, pusat-pusat penjualan hewan kurban mulai menjamur di sejumlah tempat di Jakarta. Harga sapi hidup yang diijual para pedagang yang kebanyakan dari luar Jakarta ini rata-rata mengalami kenaikan yang berkisar antara Rp 1-3 juta/ekor, dibanding penjualan sebelum Idul Adha pada tahun lalu.
Burhan, salah seorang pemilik pusat penjualan sapi di Jalan TB Simatupang, Tanjung Barat, Jakarta Selatan mengatakan, kenaikan harga sapi kurban diakibatkan kenaikan harga sapi di tingkat peternak, serta kenaikan biaya angkut dari daerah asal sapi ke Jakarta.
“Dari Bima sudah naik sapinya. Kemudian ongkos buat ekpedisi juga naik dari Bima sampai ke Jakarta. Pedagang lainnya juga rata-rata pasti naik,” kata Burhan kepada detikFinance, Minggu (6/9/2015).
Burhan menyebut, kenaikan lainnya dipicu oleh lonjakan harga sewa tanah tempatnya membangun kandang penampungan. Untuk satu bulan sewa tanah di 3 lokasi yang ditempatinya saat ini, masing-masing harga sewa tanah Rp 30 juta.
"Sewa saja yang mahal, tahun lalu lebih murah pokoknya. Kalau pakan kita ambil gratis dari Bogor, cari sendiri sisa panen padi,” jelasnya.
Pedagang asal Bima ini membanderol harga sapinya dengan harga Rp 12 juta/ekor untuk sapi termurah dengan berat 250 kg, dan sapi kurban termahal dengan berat sekitar 450 kg dengan harga Rp 20 juta/ekor.
“Naik per sapi tergantung beratnya antara 1 juta yang ukuran di bawah 300 kg. Untuk yang berat 300 ke atas sampai 400 naiknya Rp 2 juta, dan Rp 3 juta untuk sapi ukuran di atas 400 kg. Karena saya tidak jual kiloan sapi hidup, kisarannya seperti itu,” tambah Burhan.
Burhan, salah seorang pemilik pusat penjualan sapi di Jalan TB Simatupang, Tanjung Barat, Jakarta Selatan mengatakan, kenaikan harga sapi kurban diakibatkan kenaikan harga sapi di tingkat peternak, serta kenaikan biaya angkut dari daerah asal sapi ke Jakarta.
“Dari Bima sudah naik sapinya. Kemudian ongkos buat ekpedisi juga naik dari Bima sampai ke Jakarta. Pedagang lainnya juga rata-rata pasti naik,” kata Burhan kepada detikFinance, Minggu (6/9/2015).
Burhan menyebut, kenaikan lainnya dipicu oleh lonjakan harga sewa tanah tempatnya membangun kandang penampungan. Untuk satu bulan sewa tanah di 3 lokasi yang ditempatinya saat ini, masing-masing harga sewa tanah Rp 30 juta.
"Sewa saja yang mahal, tahun lalu lebih murah pokoknya. Kalau pakan kita ambil gratis dari Bogor, cari sendiri sisa panen padi,” jelasnya.
Pedagang asal Bima ini membanderol harga sapinya dengan harga Rp 12 juta/ekor untuk sapi termurah dengan berat 250 kg, dan sapi kurban termahal dengan berat sekitar 450 kg dengan harga Rp 20 juta/ekor.
“Naik per sapi tergantung beratnya antara 1 juta yang ukuran di bawah 300 kg. Untuk yang berat 300 ke atas sampai 400 naiknya Rp 2 juta, dan Rp 3 juta untuk sapi ukuran di atas 400 kg. Karena saya tidak jual kiloan sapi hidup, kisarannya seperti itu,” tambah Burhan.
Sumber: detikfinance
0 komentar:
Posting Komentar