Di balik semua kesulitan, selalu ada kemudahan! Nasihat yang sangat lazim ini bisa menjadi salah satu dalil kuat untuk memastikan bisnis yang kita jalankan terus berjalan meski dalam kondisi yang sangat sulit.
Lalu benarkah di balik semua kesulitan selalu ada kemudahan? Bukankah pernyataan tersebut sepintas adalah sesuatu yang sangat bertentangan?
Sekarang mari kita buktikan secara bersama-sama bahwa di balik semua kesulitan tersimpan sebuah kemudahan. Bahkan di saat krisis seperti sekarang justru banyak kita temukan benih-benih pendongkrak pertumbuhan bisnis.
Dongkrak pertama yang bisa kita gunakan adalah membuat produk atau jasa yang Anda jual menjadi mudah diakses dan dijangkau alias affordable and reachable.Misalnya dengan memberikan kemudahan pembayaran, memperpanjang masa angsuran, memperkecil uang muka, memperkecil kemasan, dan menambah aneka pilihan pembayaran.
Dengan Dongkrak pertama ini, meski disaat daya beli pelanggan menurun kita tidak perlu menurunkan harga terlalu drastis, karena ini akan membuat aliran kas menjadi kritis, sebaliknya dengan dongkrak ini akan membuat produk atau jasa anda tampak bersahabat dan berempati dengan kondisi keuangan pelanggan.
Dongkrak kedua adalah, mengembangkan segmentasi pelanggan secara lebih spesifik dan unik. Sebagai contoh kita bisa membuat segmen pelanggan sesuai dengan daya belinya, seleranya, daerah tempat tinggalnya, dan barangkali berdasarkan perilaku konsumsinya.
Melakukan segmentasi pelanggan, akan memampukan kita membidik sasaran pelanggan secara lebih presisi dengan akurasi yang serasi. Aplikasinya misalkan Anda memberikan diskon khusus untuk pelanggan nelayan, buruh, dan pekerja informal yang saat ini sedang berjuang menghadapi tekanan daya beli akibat naiknya beberapa kebutuhan dasar hidup.
Dongkrak kedua ini berkhasiat kuat menjaga aliran kas tetap mengucur meski margin keuntungan menipis tetapi tidak sampai terkikis habis.
Dongkrak ketiga adalah dengan menemukan samudera biru atauBlue Ocean Strategy, bisa dilakukan dengan menambah jangkauan penjualan dan distribusi pasar baru yang lebih potensial dan masih sepi dari persaingan.
Dongkrak ini umumnya digunakan oleh perusahaan yang telah mengalami kejenuhan alias mentok terhadap pasar atau target pelanggan tertentu, atau bisa jadi perusahaan anda sedang mengalami hambatan regulasi yang memperburuk pendapatan, sehingga dianjurkan menemukan daerah baru dengan regulasi yang lebih ramah dan bersahabat bagi bisnis.
Ekspansi adalah contoh aplikasi dari dongkrak yang ketiga ini, yang berarti memperbesar kue penjualan dengan membidik pasar atau area baru yang masih biru.
Contoh terkini ada sahabat kami yang mulai menggarap Benua Afrika untuk membuka pasar produk herbal seperti Jamu, yang ternyata disambut meriah dan menghasilkan penjualan yang mewah.
Dongkrak keempat yang bisa kita pakai untuk menjaga bisnis tetap eksis di kala krisis, adalah apa yang kami sebut sebagai Strategi Narsis, yaitu meningkatkan ketersediaan produk atau jasa Anda pada setiap sudut-sudut peluang yang ada di pasar.
Artinya, bagaimana caranya produk Anda bisa ada di mana-mana, mudah ditemukan bahkan di lokasi yang tak terduga sekalipun, ini sangat penting karena disaat krisis biasanya pelanggan malas pergi jauh untuk mendapatkan barang atau produk yang dicarinya.
Namun jika ternyata Anda sanggup membuat narsis produk tersebut, maka hal ini sungguh bermanfaat bagi produk tersebut untuk segera dibeli karena mudah ditemukan, apalagi jika ternyata produk tersebut memiliki harga yang mudah diakses pelanggan, seperti pada Dongkrak Pertama.
Lantas bagaimana caranya agar produk dan jasa kita senantiasa narsis dan eksis disebagian besar pasar? Caranya mudah sekali, yaitu lakukan Pola Kemitraan atau Titip Barang, nama lainnya ialah Konsinyasi, dongkrak keempat ini jika dikombinasikan dengan ketiga dongkrak di atas, tentu akan memiliki daya dorong yang dahsyat terhadap peningkatan bisnis anda.
Dongkrak kelima atau yang terakhir adalah Strategi Rendah Hati Anti Sombong, yaitu bagaimana produk dan jasa yang kita pasarkan mudah sekali untuk dirasakan dan dijamah pelanggan, sehingga mereka merasakan dulu manfaat produk tersebut sebelum akhirnya membeli.
Lantas apa contoh dari strategi yang bersahaja ini? Baru-baru ini rekan kami membuka Kelas Training secara gratis atau cuma-cuma, tujuannya tak lain agar beberapa prospek yang masih ragu dan malu menjadi mau maju.
Akibatnya, setelah mengenyam nikmatnya mengikuti Training secara gratis, calon pembeli jadi sadar dan tahu bahwa mereka membutuhkan produk tersebut, sehingga untuk tarikan yang kedua tentu mereka harus beli dan bayar. Saya amati dongkrak yang kelima ini bisa menjadi pilihan agar bisnis anda tetap manis, meski banyak yang pesimis.
Jadi ternyata terbukti kan? Bahwa bahkan di saat sulit seperti sekarang ini, kita bisa terhindar dari pailit atau terjepit dengan utang yang melilit, dan tidak perlu lari terbirit-birit dikejar bandit penagih kredit.
Gunakan 5 dongkrak di atas. Buktikan sendiri bahwa di balik kesulitan selalu ada kemudahan.
Selamat Berbisnis dan Salam Sukses Selalu untuk Anda!
Lalu benarkah di balik semua kesulitan selalu ada kemudahan? Bukankah pernyataan tersebut sepintas adalah sesuatu yang sangat bertentangan?
Sekarang mari kita buktikan secara bersama-sama bahwa di balik semua kesulitan tersimpan sebuah kemudahan. Bahkan di saat krisis seperti sekarang justru banyak kita temukan benih-benih pendongkrak pertumbuhan bisnis.
Dongkrak pertama yang bisa kita gunakan adalah membuat produk atau jasa yang Anda jual menjadi mudah diakses dan dijangkau alias affordable and reachable.Misalnya dengan memberikan kemudahan pembayaran, memperpanjang masa angsuran, memperkecil uang muka, memperkecil kemasan, dan menambah aneka pilihan pembayaran.
Dengan Dongkrak pertama ini, meski disaat daya beli pelanggan menurun kita tidak perlu menurunkan harga terlalu drastis, karena ini akan membuat aliran kas menjadi kritis, sebaliknya dengan dongkrak ini akan membuat produk atau jasa anda tampak bersahabat dan berempati dengan kondisi keuangan pelanggan.
Dongkrak kedua adalah, mengembangkan segmentasi pelanggan secara lebih spesifik dan unik. Sebagai contoh kita bisa membuat segmen pelanggan sesuai dengan daya belinya, seleranya, daerah tempat tinggalnya, dan barangkali berdasarkan perilaku konsumsinya.
Melakukan segmentasi pelanggan, akan memampukan kita membidik sasaran pelanggan secara lebih presisi dengan akurasi yang serasi. Aplikasinya misalkan Anda memberikan diskon khusus untuk pelanggan nelayan, buruh, dan pekerja informal yang saat ini sedang berjuang menghadapi tekanan daya beli akibat naiknya beberapa kebutuhan dasar hidup.
Dongkrak kedua ini berkhasiat kuat menjaga aliran kas tetap mengucur meski margin keuntungan menipis tetapi tidak sampai terkikis habis.
Dongkrak ketiga adalah dengan menemukan samudera biru atauBlue Ocean Strategy, bisa dilakukan dengan menambah jangkauan penjualan dan distribusi pasar baru yang lebih potensial dan masih sepi dari persaingan.
Dongkrak ini umumnya digunakan oleh perusahaan yang telah mengalami kejenuhan alias mentok terhadap pasar atau target pelanggan tertentu, atau bisa jadi perusahaan anda sedang mengalami hambatan regulasi yang memperburuk pendapatan, sehingga dianjurkan menemukan daerah baru dengan regulasi yang lebih ramah dan bersahabat bagi bisnis.
Ekspansi adalah contoh aplikasi dari dongkrak yang ketiga ini, yang berarti memperbesar kue penjualan dengan membidik pasar atau area baru yang masih biru.
Contoh terkini ada sahabat kami yang mulai menggarap Benua Afrika untuk membuka pasar produk herbal seperti Jamu, yang ternyata disambut meriah dan menghasilkan penjualan yang mewah.
Dongkrak keempat yang bisa kita pakai untuk menjaga bisnis tetap eksis di kala krisis, adalah apa yang kami sebut sebagai Strategi Narsis, yaitu meningkatkan ketersediaan produk atau jasa Anda pada setiap sudut-sudut peluang yang ada di pasar.
Artinya, bagaimana caranya produk Anda bisa ada di mana-mana, mudah ditemukan bahkan di lokasi yang tak terduga sekalipun, ini sangat penting karena disaat krisis biasanya pelanggan malas pergi jauh untuk mendapatkan barang atau produk yang dicarinya.
Namun jika ternyata Anda sanggup membuat narsis produk tersebut, maka hal ini sungguh bermanfaat bagi produk tersebut untuk segera dibeli karena mudah ditemukan, apalagi jika ternyata produk tersebut memiliki harga yang mudah diakses pelanggan, seperti pada Dongkrak Pertama.
Lantas bagaimana caranya agar produk dan jasa kita senantiasa narsis dan eksis disebagian besar pasar? Caranya mudah sekali, yaitu lakukan Pola Kemitraan atau Titip Barang, nama lainnya ialah Konsinyasi, dongkrak keempat ini jika dikombinasikan dengan ketiga dongkrak di atas, tentu akan memiliki daya dorong yang dahsyat terhadap peningkatan bisnis anda.
Dongkrak kelima atau yang terakhir adalah Strategi Rendah Hati Anti Sombong, yaitu bagaimana produk dan jasa yang kita pasarkan mudah sekali untuk dirasakan dan dijamah pelanggan, sehingga mereka merasakan dulu manfaat produk tersebut sebelum akhirnya membeli.
Lantas apa contoh dari strategi yang bersahaja ini? Baru-baru ini rekan kami membuka Kelas Training secara gratis atau cuma-cuma, tujuannya tak lain agar beberapa prospek yang masih ragu dan malu menjadi mau maju.
Akibatnya, setelah mengenyam nikmatnya mengikuti Training secara gratis, calon pembeli jadi sadar dan tahu bahwa mereka membutuhkan produk tersebut, sehingga untuk tarikan yang kedua tentu mereka harus beli dan bayar. Saya amati dongkrak yang kelima ini bisa menjadi pilihan agar bisnis anda tetap manis, meski banyak yang pesimis.
Jadi ternyata terbukti kan? Bahwa bahkan di saat sulit seperti sekarang ini, kita bisa terhindar dari pailit atau terjepit dengan utang yang melilit, dan tidak perlu lari terbirit-birit dikejar bandit penagih kredit.
Gunakan 5 dongkrak di atas. Buktikan sendiri bahwa di balik kesulitan selalu ada kemudahan.
Selamat Berbisnis dan Salam Sukses Selalu untuk Anda!
Oleh: Jazak Yus Afriansyah
0 komentar:
Posting Komentar