JAKARTA -- Kualitas aset BNI Syariah tercatat mengalami perbaikan. Hal itu terlihat dari posisi rasio pembiayaan bermasalah (nonperforming finance/NPF) yang turun menjadi 3,29 persen pada kuartal III 2017 dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 3,64 persen.
Plt
Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan, NPF BNI
Syariah masih lebih dibandingkan industri yang tercatat sekitar 4,5
persen. "Sedangkan kami bisa di 3,29 persen gross. NPF 3,29 persen itu
sebetulnya sedikit membaik dari bulan sebelumnya yang 3,64 persen. Kami
ingin me-maintenance ini dalam range yang betul-betul managable," kata Firman dalam Paparan Kinerja Kuartal III 2017 di Kantor Pusat BNI Syariah, Jakarta, Kamis (19/10).
Firman
mengungkapkan, industri perbankan syariah dalam kondisi yang aset
berkualitasnya masih lebih tinggi dari perbankan nasional. Sebab, secara
portofolio jumlah aset perbankan syariah sangat kecil. "Maka dari itu
faktor pembagi pembiayaan masih kecil sehingga nilai prosentasi NPF
lebih tinggi. Ke depan harapannya bisa di bawah tiga persen. Itu
merupakan threshold kalau 3 persen dinilai sudah sehat," kata Firman.
Plt
Direktur Bisnis BNI Syariah, Dhias Widhiyati, menambahkan BNI Syariah
berusaha mengelola agar rasio pembiayaan bermasalah di kisaran 3,2
persen. "Kami berupaya perbaikan antara lain memiliki tim task force. Tim task force
ini keliling daerah mendatangi cabang-cabang yang kualitas pembiayaan
belum bagus dan alhamdulillah kualitas saat ini lebih baik untuk
perbaiki NPF," ujarnya.
Di samping itu, kata Dhias, BNI Syariah
melakukan pembiayaan selektif dengan menyeimbangkan antara kualitas dan
ekspansi. "Kami berusaha untuk sangat selektif growth (pertumbuhan) dan player (pemain). Kami bersinergi dengan nasabah-nasabah induk," ucapnya.[]
Sumber:Republika
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar