Selama ini, dalam
menyalurkan pembiayaan, BTPN Syariah memang menyasar pelaku Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM) perempuan. "Kami fokus pada kaum perempuan dari
segmen prasejahtera produktif karena perempuan punya peran penting dalam
perekonomian keluarga," ujar Ratih, di sela diskusi, Kamis, (19/10).
Ia menjelaskan, melalui filosofi 'do good do well'
BTPN Syariah tidak hanya memberikan pembiayaan tapi juga memberikan
pendampingan. Pendampingan itu dikemas sedemikian rupa agar memiliki
empat perilaku unggul yakni berani berusaha, disiplin, kerja keras,
serta saling bantu.
"Berkat perilaku
unggul tersebut. Kini kami lihat banyak nasabah yang mampu menyekolahkan
anaknya. Banyak juga nasabah kami yang telah mengganti kayu sebagai
bahan bakar memasak menjadi gas," tutur Ratih.
Sebagai informasi,
sampai Juni 2017, total aset BTPN Syariah sudah mencapai Rp 8,09 triliun
atau naik 21 persen dari periode sama sebelumnya. Segmen perempuan
prasejahtera profuktif yang telah dibiayain pun lebih dari 2,77 juta
nasabah dengan total pembiayaan Rp 5,77 triliun.
Ratih menyebutkan,
nasabah yang diberdayakan sudah hampir di seluruh Indonesi termasuk di
wilayah Indonesia Timur. Hanya saja mayoritas pembiayaan disalurkan ke
Pulau Jawa sebagai pusat Indonesia.
Direktur Eksekutif
CORE Indonesia Hendri Saparini menyatakan, UMKM memang berpotensi besar
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi negara. Sebab, pelaku UMKM sudah
menembus 58 juta.
"Sebanyak 99 persen
di antaranya pelaku mikro. Dari seluruh pelaku UMKM baru sekitar
sepertiganya yang bisa mengakses pembiayaan dari perbankan," kata
Hendri.[]
Sumber:Republika
0 komentar:
Posting Komentar