"Mas, itu benar nggak sih kok katanya seleb A dapat pendapatan Rp 150 juta per bulan hanya dari upload video-video di YouTube? Bahkan ada teman gue yang punya hobi mancing dan dia suka posting video-video pengalaman mancingnya juga dapat jutaan rupiah per bulan dari YouTube. Itu benar atau ngibul Mas?". Demikianlah pertanyaan yang diterima penulis belum lama ini. Sebuah keingintahuan yang tentu saja wajar-wajar saja.
Belakangan ini memang banyak artis atau seleb yang dikabarkan punya penghasilan yang wah dari aktifitas mereka di YouTube. Bukan pendapatan dari aktifitas dia shooting film untuk production house tertentu, atau menjadi presenter di TV tertentu, dan juga bukan dari aktifitas sebagai bintang iklan produk tertentu. Bahkan banyak juga dari kalangan masyarakat biasa yang juga dikabarkan mendapatkan penghasilan yang besarannya di luar dugaan dari aktifitas mereka uploading video-video menarik di YouTube.
Bagi mereka yang biasa menganalisa perusahaan-perusahaan global tentu saja tak kaget dengan berita-berita seperti itu dan sejatinya rejeki nomplok dari YouTube untuk para YouTuber itu memang benar adanya. Sebuah fakta, bukan ucapan bluffing dari para seleb itu. Harus dicatat bahwa para YouTuber yang punya konten-konten video menarik itu adalah tulang punggung bagi YouTube untuk mendatangkan traffic ke YouTube, dan karena banyaknya traffic (pengunjung) itu kemudian datang banyak pemasang iklan di YouTube. YouTube mengeruk pendapatan iklan darisana. Adalah sangat logis secara bisnis bila YouTube kemudian “berterima kasih” dengan berbagi pendapatan iklan yang sudah dikantongi ke para aktifisnya (YouTuber) yang sudah dengan kreatif mendatangkan pengunjung ke YouTube.
Dan adalah wajar bila YouTube menghargai para YouTuber bintang itu dengan penghasilan yang bagus karena pendapatan tahunan YouTube dari iklan pun memang sangat dahsyat. Tahun 2019 lalu, pendapatan iklan YouTube total mencapai US$ 15,1 miliar. Dengan asumsi bahwa 1 US$ sama dengan Rp 15.000, maka pendapatan iklan YouTube tahun 2019 sudah tembus Rp 226,5 triliun. Ya, memang, sangat besar.
Jangan salah, kalau dibandingkan dengan perusahaan di Indonesia, maka pendapatan YouTube itu sudah satu level dengan perusahaan konglomerasi paling besar di Indonesia yang sudah go public dan berdiri puluhan tahun, Astra Group. Bila kita baca laporan keuangan PT Astra International Tbk yang menjadi holding company (perusahaan induk) untuk Group Astra, maka total pendapatan bersih tahun 2019 sebesar Rp 237,17 triliun, jadi tak jauh dari pendapatan YouTube. Astra Group adalah salah konglomerasi terbesar di Indonesia yang punya banyak bidang bisnis, mulai dari penjualan mobil-mobil top (Toyota, Daihatsu, Isuzu, dll) hingga bisnis perkebunan, alat berat, pertambangan dan keuangan.
Kembali ke YouTube, sejak diakusisi oleh Google pada tahun 2006, pamor YouTube memang terus berkilau dan pendapatan iklannya pun terus melesat. Pada tahun 2017, pendapatan iklan YouTube sebesar US$ 8,15 miliar, lalu pada 2018 naik menjadi US$ 11,5 miliar. Dan dari 2018 ke 2019, pendapatannya tumbuh 36%, menjadi US$ 15,1 miliar. Dengan kata lain, pendapatan iklan YouTube nyaris naik berlipat bila dilihat dalam horison dua tahun terakhir. Fantastik. Sudah tentu manajemen Google tak ada penyesalan ketika tahun 2006 mengakuisisi startup YouTube senilai US$ 1,6 miliar.
Melalui platform sharing video yang dijalankan, YouTube memang mengembangkan banyak format iklan (ads) di platformya guna menebalkan kantong pendapatannya. Mulai dari jenis iklan Display Ads, Overlay Ads, Skippable Video Ads, hingga Bumper Ads. Penjelasannya, jenis Display ads atau iklan bergambar, munculnya di sebelah kanan video fitur, di atas daftar saran video. Iklan jenis ini hanya muncul bila user YouTube yang menggunakan desktop. Lalu, ada overlay ads – iklan yang terpapar semi-transparan, juga menggunakan platform desktop, bentuknya bisa iklan gambar atau teks. Ada pula yang disebut bumper ads atau iklan bemper, ini jenis iklan video yang tidak dapat diabaikan hingga 6 detik. User YouTube dipaksa harus menontonnya sebelum melihat video utama
YouTube mengembangkan yang disebut skippable video ads atau iklan video yang dapat diabaikan. Ini jenis iklan YouTube yang paling umum dan biasanya iklan ini dilihat pengguna YouTube sebelum atau setelah video utama yang akan dilihat. Jenis iklan ini bisa dilewati (diabaikan) oleh pemirsa setelah 5 detik. Lalu, masih ada format lainnya yang disebut Non-skippable video ads atau iklan video yang tidak dapat diabaikan. Ini adalah iklan video yang harus ditonton pemirsa sebelum mereka dapat melihat video utama. Ada versi yang diperluas, dengan iklan 30 detik, tetapi YouTube akan menghentikannya karena tidak populer. Iklan video yang tidak dapat di-skip ini biasanya berdurasi 15-20 detik.
Memang, sejauh ini tipe iklan-iklan di YouTube yang disadari kehadirannya oleh pengguna YouTube ialah format iklan video yang dapat diabaikan. Ini paling umum dimata awam user YouTube. Meskipun demikian, iklan yang tidak dapat diabaikan (non-skippable video ads) kabarnya juga merupakan penyumbang besar bagi bisnis YouTube dan juga amat penting perannya bagi para pengiklan karena pemirsa tak tahu atau tak sadar bahwa mereka sedang menonton tampilan yang sesungguhnya adalah iklan.
Beriklan di YouTube sendiri tak bisa disebut murah. Biaya per view rata-rata $ 0,010 sampai $ 0,030, tergantung format iklan yang dipilih, durasi iklan, dan lain-lain (banyak vareable). Jumlah view yang Anda hasilkan akan dihitung terhadap keseluruhan jumlah penampil (viewers) YouTube Anda. Dari sisi biaya iklan, rata-rata biaya untuk mencapai (reach) 100.000 viewer sekitar US$ 2.000. Walaupun bagi sebagian pemasar atau pemilik merek beriklan di YouTube mungkin terbilang mahal, namun melihat banyaknya pengakses/konsumen yang melihat YouTube, tampaknya akan makin banyak pengiklan di platform video sharing ini. Maklum, tahun lalu saja, jika ditotal, ada sekitar 5 miliar video di YouTube yang ditonton setiap harinya (150 miliar video per bulan). Sejak video pertama diupload di YouTube pada 23 April 2005 jumlah penggunanya terus bertambah dan kini total terdapat 1,3 miliar pengguna YouTube.[]
Penulis: Sudarmadi / SWA
0 komentar:
Posting Komentar