JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) menyatakan, akan melanjutkan beberapa program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada tahun ini. Dengan begitu, semakin banyak pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terdampak pandemi Covid-19 yang terbantu.
Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop UKM Ahmad Zabadi mengatakan, program akan dilanjutkan berdasarkan evaluasi implementasinya pada 2020. Saat ini, lanjutnya, beberapa program PEN tengah dalam tahap pembahasan.
"Semoga hasil evaluasi nanti bisa diketahui, mana program yang akan dilanjutkan, mana yang di-hold. Lalu mana yang perlu ditambah kegiatan baru," ujar Ahmad dalam Forum Group Discussion (FGD) Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara Badan Keahlian Sekretariat Jenderal DPR RI pada Senin (15/2).
Pemerintah, lanjutnya, kini tengah menggagas skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan pola baru. "Ini memperluas akses pelaku usaha penuhi kebutuhan usahanya," ujar dia.
Dirinya menuturkan, PEN merupakan salah satu ikhtiar pemerintah dalam merespon sekaligus mengatasi dampak Covid-19. "Kita tahu Covid-19 ini sangat serius sekali memberikan dampak, tidak hanya ke bidang kesehatan tapi bagi ekonomi bangsa kita bahkan seluruh dunia," jelasnya.
Covid-19, sambung dia, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi tahun lalu. Pada kuartal II 2020, pertumbuhan ekonomi nasional minus 5,2 persen.
"Tidak pernah sebelumnya dalam sejarah kita. Alhamdulillah pertumbuhan ekonomi semakin membaik pada kuartal III 2020 dan seterusnya. Artinya ikhtiar pemerintah atasi dampak Covid, trennya cukup berhasil," tutur Ahmad.
Pemerintah pun, lanjutnya, optimis perekonomian semakin membaik tahun ini. Keoptimisan itu didukung adanya vaksin, kedisiplinan kuat masyarakat dalam menjaga protokol kesehatan, serta upaya stimulasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Kalau vaksinasi berhasil sesuai yang dijadwalkan. Maka kita optimis dengan target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 4,2 persen sampai 4,5 persen," kata dia.
Dalam situasi apa pun, ujar Ahmad, pelaku UMKM dan koperasi diusahakan tetap dapat menjalankan usahanya. Dengan begitu berdampak ke perbaikan ekonomi nasional.
Ia menyebutkan, pada tahun lalu pemerintah menjalankan program PEN dengan anggaran 695,2 triliun. Dana tersebut disalurkan ke sektor kesehatan, jaminan sosial, dan sebagainya.
Kemudian khusus bagi program PEN UMKM juga koperasi, dianggarkan sebesar Rp 123,46 triliun. "Di antaranya untuk subsidi bunga, penempatan dana bagi restrukturisasi UMKM, dan insentif semacam pajak lalu pembiayaan koperasi lewat LPDB," jelas Ahmad.
Pelaku UMKM Jakarta Ety Setiawati berharap, pemerintah memberikan solusi bagi UMKM agar bisa mendapatkan modal di masa pandemi yang serba terbatas. Sebab, selama ini dirinya mengaku belum memperoleh bantuan dari pemerintah.
"Mungkin (nantinya) pemerintah tidak hanya memikirkan koperasi dan pelaku UMKM kecil, tapi juga UMKM seperti kita. Soalnya kita punya banyak tenaga kerja. Kami berharap ada solusinya bagaimana dapatkan pinjaman modal dengan relaksasi waktu lebih panjang," ujarnya pada kesempatan serupa.
Pemilik Batik Gobang Jakarta itu mengungkapkan, sangat terkejut pada awal pandemi. Usahanya pun lumpuh, karena untuk keluar rumah saja, Ety merasa takut.
"Pada kuartal II keuangan sudah mulai menipis. Sebanyak 60 persen karyawan di rumahkan, 40 persen masih dipekerjakan namun dengan gaji 50 persen," tutur dia.
Sumber : Republika
0 komentar:
Posting Komentar