JAKARTA -- Bank Indonesia terus mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Ini termasuk dengan mendorong inklusi keuangan bagi 130 juta penduduk yang masih belum terjangkau akses perbankan melalui pengembangan layanan bank syariah pelat merah, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).
Hal itu ditegaskan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti dalam webinar Perempuan Tangguh yang Menginspirasi bagi Pembangunan Ekonomi Syariah Indonesia. Ia menyatakan itu dalam sambutannya pada webinar BSI dalam rangka Hari Kartini 21 April .
Destry mengatakan pasar keuangan syariah di Indonesia terus berkembang, tidak hanya melalui perbankan syariah, tetapi juga melalui pasar modal, bahkan fintech syariah. Inklusivitas pada EKSyar (cetak biru sistem pembayaran ekonomi dan keuangan syariah) menjadi nilai tambah, serta mampu menjadi jembatan untuk mengurangi ketimpangan antara orang kaya dan miskin.
Pasalnya hingga saat ini, masih ada 130 juta penduduk belum terjangkau oleh akses perbankan. Bank Indonesia terus melakukan pemberdayaan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia salah satunya melalui pemberdayaan perempuan. "Berbagai program sinergi pengembangan usaha syariah yang dilakukan BI bersama stakeholders ditempuh dengan melibatkan peran perempuan," ujar Destry.
Destry menyebut saat ini perkembangan ekonomi syariah secara global terus meningkat. Berdasarkan laporan Refinitiv dan ICD, aset keuangan syariah global diproyeksi naik dari 2,8 triliun dolar AS pada 2019 menjadi 3,69 triliun dolar AS pada 2024. Pertumbuhan aset keuangan syariah global ini dipastikan juga terjadi di Indonesia. Pertumbuhan yang pesat ini juga dilakukan melalui pemberdayaan perempuan.
“Menarik pula, BSI sebagai bank hasil penggabungan tiga bank syariah milik BUMN juga memiliki jumlah pegawai perempuan cukup banyak. Dari total hampir 20 ribu karyawan BSI, sekitar 40 persen di antaranya adalah perempuan. Porsi senior management perempuan 20 persen dan porsi BOD sudah 20 persen wanita,” kata Direktur Utama BSI, Hery Gunardi.
Karena itu pula, Hery mengatakan peran perempuan semakin diperhitungkan di Tanah Air baik dari sisi bisnis maupun keuangan, termasuk di perbankan syariah secara umum dan BSI khususnya. Partisipasi perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di perekonomian, sosial, maupun politik, bukan karena belas kasihan atau kuota yang ditetapkan oleh pemerintah atau unit usaha, namun karena kemampuan dan profesionalitas kaum wanita.
Selain Destry dan Hery, nara sumber webinar adalah Staf Khusus Presiden Bidang Sosial Angkie Yudistia, pimpinan Baznas Saidah Sakwan, Deputy Director Business Incubation Shariah KNEKS Indarwati Rifianingrum, serta Desainer penerima penghargaan Ibu Negara Kartini Award Amy Atmanto yang juga pembina industri kreatif dan Pengurus Pusat MES ( Masyarakat Ekonomi Syariah).
Dalam paparannya, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Amy Atmanto menyampaikan mimpinya tentang Unicorn Modest Fashion Moslem Indonesia yang dilirik dunia. Ia mengatakan belanja modest fashion ranking dunia terbesar saat ini adalah Turki dengan total belanja 29 miliar dolar AS. Lalu Uni Emirat Arab 23 miliar dolar AS diurutan kedua, dan Indonesia dengan total pengeluaran 21 miliar dolar AS pada urutan ketiga.
Sementara untuk ekspor ditempati Cina di urutan pertama dengan nilai 10,6 miliar dolar AS. Lalu India 3,1 miliar dolar AS, dan Turki 2,3 miliar dolar AS. Tahun 2024 diperkirakan belanja Moslem dan clothing apparel akan tumbuh sebesar enam persen mencapai 402 miliar dolar. []
Sumber : Republika
0 komentar:
Posting Komentar