JAKARTA -- Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Toto Pranoto menyebut, rencana pembubaran sejumlah BUMN sudah tepat. Pembubaran BUMN berdasarkan kinerja yang buruk, bahkan memang sudah tidak beroperasi seperti PT Kertas Kraft Aceh (Persero) atau PT Merpati Nusantara Airlines (Persero).
"Jadi dengan adanya pengurangan atau penghapusan BUMN ini bisa lebih memudahkan Kementerian BUMN dalam mengawasi kinerja perusahaan negara lainnya," ujar Toto kepada Republika di Jakarta, Ahad (22/8).
Menurut Toto, idealnya Indonesia hanya memiliki sedikit BUMN tapi mempunyai daya saing yang lebih kuat. Toto juga menyarankan, pemerintah tetap mempertahankan BUMN yang memiliki prospek cerah atau yang memiliki produk dan jasa yang dibutuhkan publik dengan tingkat kesehatan relatif baik.
Kata Toto, pemerintah juga dapat memikirkan opsi likuidasi terhadap BUMN dengan produk atau jasa yang telah ada substitusi dari swasta dan situasi kesehatan yang tidak terlalu baik. "Kalau pun kelompok BUMN ini dipertahankan, harus mampu mengundang investor strategis atau masuk pada pengembangan lini bisnis yang memiliki diferensiasi," kata Toto menambahkan.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengakui, saat ini sedang mengkaji 19 BUMN yang memang sudah mati suri sejak 2008 silam. Tujuh di antaranya rencananya akan dibubarkan.
"BUMN yang di bawah penanganan PPA memang sudah dari 2008 itu mati suri. Jadi, yang dibubarkan bukan BUMN yang beroperasi," ujar Erick.
0 komentar:
Posting Komentar