Penyelenggara peer to peer (P2P) lending syariah PT Alami Fintek Syariah atau Alami akan segera meluncurkan platform Hijra Bank. Platform ini merupakan kanal digital banking bagi Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang baru saja diakuisisi Alami pada awal tahun ini.
CEO ALAMI Group Dima Djani menjelaskan, platform digital banking ini akan diaplikasikan pada BPRS Cempaka Al Amin yang berdomisili di Jakarta. BPRS ini diakuisisi oleh Alami pada Maret 2021.
“Saat ini sedang berproses untuk menyelesaikan product development untuk Hijra Bank,” katanya kepada Duniafintech.com, Kamis (21/10).
Dima mengungkapkan, ekspansi bisnis Alami Grup ke BPR Syariah merupakan bagian dari komitmen Alami untuk mengembangkan industri keuangan syariah di dalam negeri.
Menurutnya, untuk dapat mengembangkan industri keuangan syariah, tak cukup hanya dengan menyediakan satu platform keuangan saja. Oleh karena itu, Alami menjajal bisnis baru dengan masuk ke sektor keuangan yang lebih konvensional seperti BPR Syariah.
“Maka di awal tahun 2021 kami membeli BPR Syariah di Jakarta, lalu kami menyiapkan aplikasi banknya, yang nantinya akan kami release dengan nama Hijra Bank,” ujarnya.
Dia pun menargetkan aplikasi bank BPRS dengan nama Hijra Bank ini dapat diluncurkan pada akhir tahun 2021 atau selambat-lambatnya pada awal tahun depan.
“Target launching Insya Allah di kuartal IV-2021 atau di kuartal I-2022,” ucapnya.
Mengembangkan Industri Keuangan Syariah
Namun demikian, dia mengaku bahwa usaha untuk mengembangkan industri keuangan syariah di Indonesia bukanlah pekerjaan mudah. Karena, tingkat inklusi dan literasi keuangan syariah masyarakat yang masih rendah.
Hal ini tercermin dari survei yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di mana pada 2019 tingkat inklusi keuangan syariah hanya sebesar 9,1% jauh lebih rendah dari tingkat inklusi bank konvensional yang mencapai 76,2%.
Sedangkan, tingkat literasi keuangan syariah juga jauh lebih rendah dari tingkat literasi bank konvensional, yaitu sebesar 8,93% berbanding 40%. Selain itu, penetrasi keuangan syariah di Indonesia juga masih rendah, terbatas pada level 3%.
“Visi kami untuk mengembangkan keuangan syariah itu pekerjaan yang cukup berat, mengingat penetrasi keuangan syariah dan literasi keuangan syariah yang masih rendah di Indonesia,” tuturnya.
Meluncurkan Arqam Accelerator
Oleh sebab itu, Alami meluncurkan program akselerasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui Arqam Accelerator untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan syariah masyarakat.
“Maka kami melakukan inisiatif untuk meluncurkan Arqam Accelerator, yaitu program akselerasi UMKM, yang saat ini baru kami buka pendaftarannya,” ujar dia.
Dima menjelaskan, Arqam Accelerator ini dapat diikuti oleh segala jenis UMKM yang membutuhkan pengetahuan untuk men-scale up bisnisnya.
Melalui kanal akselerasi ini, sambungnya, pelaku UMKM akan mendapatkan tutorial dengan berbagai topik dari para pelaku bisnis profesional lengkap dengan contoh kasusnya, sehingga dapat menjadi modal bagi UMKM untuk terus berkembang.
“Bahkan di program akselerasi ini UMKM mendapatkan kesempatan untuk dilihat langsung oleh para calon investor,” tambahya.
Arqam Accelerator sendiri menawarkan tiga program kelas unggulan bagi UMKM. Pertama, kelas hijrah, yaitu program kelas khusus bagi UMKM yang baru saja memulai usahanya yang mana produk atau jasa masih dalam tahap pengembangan.
Kelas ini bertujuan untuk membantu UMKM dalam membuat konsep produk atau jasa, serta strategi bisnisnya yang lebih matang
Kedua, kelas amanah, yaitu untuk start-up yang sudah memiliki omset dan customer yang bersedia membayar untuk produk dan service mereka. Pada kelas ini Arqam akan membantu peserta menelaah bisnis mereka dari perspektif pelanggan dan investor.
Ketiga, kelas barokah, yaitu untuk start-up mature yang sudah memiliki jaringan dan juga sedang mencari investor untuk membawa start-up mereka ke tahapan berikutnya.
Progres Bisnis Alami di Tahun Ini
Adapun, Dima memaparkan progres bisnis Alami di bidang pembiayaan terus mengalami peningkatan. Hal itu tercermin dari realisasi pembiayaan P2P lending Alami dari periode Januari-September 2021 telah mencapai Rp784,5 miliar.
“Ini naik sebesar 470% dibanding periode yang sama di tahun lalu,” ucapnya.
Dia pun mengungkapkan, sejak berdiri Alami telah berhasil melampaui target penyaluran pinjaman. Target tersebut terealisasi pada September 2021 di mana penyaluran sejak awal berdiri telah mencapai Rp1 triliun.
“Target pembiayaan kami di tahun ini sebetulnya di Rp1 triliun, dan Alhamdulillah ternyata tercapai di awal September lalu,” tuturnya.
Dengan capaian tersebut, pertumbuhan penyaluran pinjaman di Alami pun mengalami peningkatan sebesar 378% pada September 2021 dibandingkan dengan September 2020.
“Growthnya 378% dibandingkan dari September 2020.
Selain pengembangan-pengembangan fitur di P2P, kami berfokus pada pengembangan ekosistem,” ujarnya. []
Sumber: Dunia Fintech
0 komentar:
Posting Komentar