JAKARTA -- PT Bank BTPN Syariah Tbk mencatatkan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp 411 miliar per kuartal I 2022. Direktur BTPN Syariah, Fachmy Achmad, menyampaikan capaian ini merupakan yang terbaik untuk nilai laba kuartalan BTPN Syariah.
"Laba dikontribusi oleh pembiayaan yang meningkat 10 persen (yoy) menjadi Rp 10,5 triliun dan secara kuartalan dua persen," katanya dalam Media Briefing BTPN Syariah, Senin (25/4/2022).
Pendapatan margin tercatat tumbuh 13 persen menjadi Rp 1,25 triliun dengan net margin income sebesar Rp 1,17 triliun atau tumbuh 17 persen. Pengeluaran operasi dan bonus wadiah sendiri tumbuh 13 persen menjadi Rp 476 miliar.
Laba sebelum provisi BTPN Syariah per kuartal I 2022 sebesar Rp 713 miliar. Bank juga memutuskan untuk membagikan dividen sebesar total Rp 475,6 miliar.
Sementara itu, total aset meningkat 11 persen (yoy) menjadi Rp 19,2 triliun. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh lima persen (yoy) menjadi Rp 11,06 triliun dengan dana murah CASA tumbuh 37 persen menjadi Rp 2,85 triliun.
Fachmy menyampaikan, likuiditas bank masih cukup besar sehingga leluasa dalam penyaluran pembiayaan di tahun ini. Sejumlah indikator rasio efisiensi dan kesehatan bank juga menunjukan performa yang kuat dan sehat.
"BTPN Syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan di angka belasan persen pada 2022," katanya.
Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) tercatat 53 persen, jauh di atas rata-rata industri perbankan. Rasio FDR juga dijaga tidak melebihi 97 persen dengan capaian kuartal I 2022 sebesar 95 persen.
Rasio kesehatan pembiayaan tercatat sehat dengan Non Performing Financing (NPF) sebesar 2,4 persen (gross) dan 0,1 persen (net). Rasio efisiensi BOPO sebesar 58,5 persen, dan pencadangan sebesar 269 persen.
"Kita akan kelola seefisien mungkin, salah satunya dengan mendorong pertumbuhan CASA sehingga bisa lebih efisien," katanya.
Sementara itu, rasio investasi seperti RoA tercatat 11,1 persen dan RoE sebesar 23,4 persen. Ia optimistis pada tahun ini performa perusahaan akan lebih baik dengan sejumlah agenda inovasi teknologi.
BTPN Syariah saat ini sedang menunggu izin operasional dari regulator untuk produk internet banking, modal ventura, hingga laku pandai. Pengembangan teknologi akan adaptif dan disesuaikan dengan kebutuhan pasar. []
Sumber: Republika
0 komentar:
Posting Komentar