JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) meresmikan kantor perwakilannya di Dubai, Uni Emirat Arab dalam Grand Launching BSI Representative Office, Jumat (13/5/2022). Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan BSI telah go global dan menancapkan bisnis dan layanan di Timur Tengah.
"Ini menjadi tonggak bersejarah, langkah awal ekspansi BSI di pasar internasional," katanya dalam keterangan pers.
BSI telah membuka Kantor Perwakilannya di Dubai International Financial Centre (DIFC) sebagai kehadiran global pertama BSI berdasarkan Surat Pendirian dari DIFC tanggal 4 November 2021 dan Persetujuan Akhir Izin Kantor Perwakilan dari DFSA tanggal 28 Januari 2022. DIFC merupakan hub financial dan pusat sukuk global yang berada di jantung Dubai.
Selain itu, Representative Office BSI di Dubai merupakan milestone awal pengembangan jaringan internasional BSI ke depan. BSI sudah merencanakan untuk meningkatkan lisensi presence di Dubai pasca Representative Office BSI diresmikan, sehingga kantor tersebut bisa menjadi full-branch.
"Dari Dubai, kita tentu berharap bahwa kehadiran BSI secara global akan semakin banyak di sejumlah pusat-pusat keuangan dunia lainnya," katanya.
BSI berencana membuka cabang di negara lain seperti London, New York, Tokyo, Singapura dan juga Arab Saudi. CEO of DIFC Authority Arif Amiri mengatakan DIFC adalah ‘rumah’ bagi banyak lembaga dan penasihat keuangan terkemuka dunia.
Dia menilai hadirnya kantor perwakilan bank syariah terbesar di Indonesia merupakan kepercayaan besar dalam memperkuat kompetensi komunitas keuangan syariah global di DIFC. "Hal ini memperkuat kompetensi kami untuk mendukung pertumbuhan pasar keuangan Islam sejalan dengan posisi Dubai sebagai ibukota global ekonomi Islam," katanya.
Menurut dia, BSI yang akan membantu memenuhi tuntutan keuangan Islam yang berkembang di Timur Tengah dan Afrika. Kawasan Timur Tengah menawarkan potensi bisnis yang sangat besar.
Pertama, industri haji dan umrah sangat membutuhkan fasilitas keuangan yang mumpuni. Indonesia sendiri menjadi penyumbang jemaah haji terbesar yang mencapai 221 ribu jemaah per tahun pada masa pracovid, dengan nilai transaksi sekitar Rp 15,4 triliun.
Kedua, dari sisi perdagangan Indonesia memiliki volume yang signifikan dengan kawasan GCC. Khususnya dengan dua negara ekonomi terbesar di GCC yakni Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yaitu mencapai 6,87 miliar dolar AS per tahun atau setara Rp 96 triliun pada 2020.
Ketiga dari segi diaspora Indonesia, terdapat satu juta warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di kawasan Timur Tengah. Mengutip data Bank Indonesia pada 2019, di Arab Saudi terdapat 961 ribu orang Indonesia atau terbanyak di Kawasan Timur Tengah. Disusul oleh Uni Emirat Arab sebanyak 45 ribu orang.
Keempat, Dubai adalah basis investor. Indonesia menerbitkan semua Global Sovereign Sukuk di Nasdaq Dubai. Bahkan sekitar 30 persen investor Global Sukuk tersebut berasal dari kawasan Timur Tengah.
Kelima adalah iklim investasi yang mendukung. Negara-negara di kawasan Timur Tengah saat ini sedang menggalakan proyek pembangunan dengan visi beyond oil development. Semakin banyak negara-negara di Timur Tengah, khususnya GCC, yang mulai melakukan diversifikasi pembangunan dari pendapatan berbasis minyak menjadi non-oil based revenue khususnya dari aspek jasa.
Selain potensi bisnis tersebut, DIFC merupakan pusat finansial yang matang dan ramah terhadap investasi, serta memiliki kerangka hukum dan regulasi berstandar internasional. DIFC merupakan pusat keuangan terkemuka di Timur Tengah, Afrika, dan Wilayah Asia Selatan (MEASA) dengan cakupan total 72 negara yang memiliki total populasi tig miliar penduduk dengan nominal PDB 7,7 triliun dolar AS.
DIFC pun memiliki rekam jejak selama 15 tahun dalam memfasilitasi arus perdagangan dan investasi di seluruh wilayah MEASA. Hal itu menjadikan Dubai sebagai penghubung dengan pasar Asia, Eropa, dan Amerika.
Dengan visinya mendorong masa depan keuangan, DIFC saat ini memiliki lebih dari 3.292 perusahaan yang terdaftar yang berfokus pada Banking Services (Investment, Corporate, & Private), Capital Markets (Equity, Debt, Derivatives, & Commodity Trading), Asset management & Fund Registration, Reinsurance, Islamic Finance, serta Back Office Operations.
Sumber: Republika
0 komentar:
Posting Komentar