JAKARTA -- Muhammadiyah meluncurkan inovasi terbaru dengan menjual MieMu. Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Abdul Mu'ti pun mengajak masyarakat untuk mencoba mengonsumi mi sayuran tersebut. "Saya Abdul Mu'ti, sekretaris umum Muhammadiyah, saya menyambut baik produk Miemu, mi yang sehat, mi yang lezat, dan harga yang terjangkau. Jangan lupa untuk mengonsumsi Miemu insya Allah berkah," ujar Mukti dalam video yang direkam dikutip di Jakarta, Jumat (18/2/2022).
Mu'ti pun menjelaskan asal mula ia menjadi tokoh yang meng-endorse produk MieMu. Dia menjelaskan, jika produk mi tersebut ternyata dibuat oleh pengurus Muhammadiyah Kota Solo.
"Sore 27 Januari (2022), jelang rapat panitia Muktamar 48 Muhammadiyah saya transit di sebuah warung di depan Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Ditemani Mas Trihatmo dari Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEKA) dan Mas Fajar dari Majelis Pendidikan Kader (MPK), kami bicara tentang berbagai hal, salah satunya tentang pengembangan usaha MieMu oleh MEKA Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surakarta," ucap guru besar Universitas Islam Negara (UIN) Syarif Hidayatullah tersebut.
Menurut Mu'ti, ide pengembangan usaha MieMu didasarkan oleh empat hal. Faktor pertama, membangun kemandirian Muhammadiyah melalui usaha yang prospektif. Selama berpuluh tahun, sambung dia, PDM Surakarta memiliki bisnis percetakan. Seiring perkembangan teknologi digital dan dampak pandemi Covid-19, usaha percetakan semakin menurun. "Diperlukan usaha-usaha baru, salah satunya MieMu," ucapnya.
Faktor kedua, kata Mu'ti, MieMu menjadi pilihan utama untuk dikembangkan sebagai lini bisnis PDM Kota Solo. Dia menuturkan, pertama karena mi adalah makan yang populer bagi masyarakat Indonesia. Keunggulannya, selain mudah dimasak, juga rasanya enak. Kedua, mi instan yang beredar di pasaran memang lezat, tetapi tidak sehat.
Ketiga, mi yang beredar di pasaran dibuat dari bahan yang sebagian besarnya diimpor dari mancanegara negara. Keempat, produsen dan pemasaran didominasi oleh jaringan 'pemain besar'. "Kelima, walaupun sudah ada label halal, sebagian konsumen Muslim masih meragukan kehalalannya," ujar Mu'ti.
Faktor ketiga, dia melanjutkan, MieMu terbuat dari bahan yang berasal dari petani, bukan impor dari luar negeri. MieMu tidak menggunakan MSG (monosodium glutamat) sehingga aman bagi kesehatan. "Sebagaimana mi yang beredar di pasaran, sebagai makanan instan MieMu juga mudah disajikan," kata Mu'ti.
Faktor keempat, sambung dia, pemasaran MieMu dilakukan melalui jalur komunitas. Selain dapat menekan harga, kata dia, juga dapat menggerakkan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Sebuah gagasan dan gerakan yang menarik dan mulia. Begitu diminta memberikan endorsement saya langsung setuju,' kata Mu'ti.
Dia menjelaskan, pemotretan dan pengambilan video selesai dalam beberapa menit. Sepekan kemudian, kata Mu'ti, iklan MieMu tersebar di seluruh Tanah Air. Bahkan sudah sampai ke luar negeri. Dia menyebut, banyak yang siap menjadi agen dan pemasaran mi buatan pengurus Muhammadiyah tersebut. Dia mengeklaim, semakin banyak pula yang masih penasaran.
"MieMu masih dalam proses produksi. Belum beredar di pasaran. Semoga MieMu mampu memenuhi permintaan pasar dan harapan masyarakat akan makanan yang murah, mudah, dan halalan-thayyiban. Mendadak saya jadi 'bintang iklan'. Semoga tidak banyak yang minta tanda tangan," kata Mu'ti berkelakar.[]
Sumber: Republika
0 komentar:
Posting Komentar