JAKARTA -- Tingginya margin bisnis kopi membuat usaha ini kian digandrungi masyarakat. Budaya minum kopi yang kini telah menjadi bagian gaya hidup moderen, menjadi salah satu faktor tumbuh dan berkembangnya bisnis kopi hingga ke pelosok daerah, baik kopi start up maupun bisnis kopi konvensional.
Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara Perpusatakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Drs Agus Sutoyo MSi, mengatakan Indonesia sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia, seperti kopi Gayo, Toraja, dan kopi-kopi lainnya sudah sangat mendunia. Kondisi itu menjadi peluang besar bagi para pelaku kewirausahaan kopi di Indonesia.
"Dengan peluang yang sangat besar tersebut, Perpusnas kembali menyelenggarakan Literasi kopi untuk yang ketiga kalinya di tahun 2022. Kegiatan ini merupakan literasi terapan dan inklusif memberdaya masyarakat pada usaha kopi asli Nusantara atau kopi preneur sehingga usaha kopi nusantara ini dapat terus berkembang,” ujarnya.
Perpusnas menggelar program kewirausahaan kopi bertajuk 'Literasi Terapan Usaha Kopi Nusantara'. Agus mengatakan Perpusnas ikut andil meningkatkan literasi masyarakat yang menjadi agenda pembangunan dari Presiden Joko Widodo.
Melalui program ini Perpusnas berharap masyarakat memiliki pengetahuan tentang kopi, yang pada akhirnya dapat membuka usaha di bidang kuliner atau warung kopi dan sejenisnya. Dengan begitu ini menjadi usaha membantu masyarakat meningkatkan kesejahteraannya.
Guna menyukseskan program ini, Perpusnas menggandeng para pelaku usaha kuliner kopi di lima daerah yang sudah berpengalaman dalam kopi preneur ini untuk memberikan pelatihan dan literasi tentang kopi. Kegiatan akan berlangsung selama tiga bulan di lima wilayah kota di Indonesia yakni di Jabodetabek, Bali, Kupang, Toraja, dan Samarinda.
Agus juga menjelaskan kegiatan ini terbagi dalam dua tahap. Pelatihan penyeduhan kopi manual tingkat dasar dan espresso tingkat dasar yang disampaikan secara daring (zoom). "Animo masyarakat untuk mengikuti program ini sangat tinggi. Terbukti program literasi kopi ini diikuti oleh 150 orang peserta dari setiap kota. Ini sangat luar biasa," ujarnya.
Agus juga menjelaskan setelah sesi teori dari setiap kota akan dipilih 75 orang peserta untuk mengikuti sesi praktek tingkat dasar (onsite) yang dilaksanakan di kedai yang telah bekerja sama di tiap kota. Setelah peserta mengikuti rangkaian pelatihan tingkat dasar, maka panitia akan melakukan seleksi untuk memilih 4 peserta dari tiap kota guna nantinya mengikuti pelatihan tingkat lanjut terpusat (bootcamp) selama 15 hari di Jakarta.
Selanjutnya, para peserta tiap kota yang ikut pada kegiatan ini akan diseleksi kembali. Dua puluh peserta terbaik akan mengingkuti pelatihan tingkat lanjutan yang akan diselenggarakan di Jakarta pada 3 November hingga 15 November.
Semua akomodasi peserta terbaik akan ditanggung Perpusnas RI. "Lima peserta terbaik akan diberikan apresiasi yang bermanfaat dalam mengembangkan usaha kuliner kopi di kota asal mereka,” pungkas Agus.
Sumber: Republika
0 komentar:
Posting Komentar