JAKARTA --- Memasuki era digital sekaligus berhadapan dengan ancaman resesi global, tak ayal seluruh lini usaha wajib bersiap diri. Maka, strategi terbaik pun dikerahkan untuk mengantisipasi segala situasi agar tetap bertahan dalam menghadapi aneka tantangan.
PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) yang bersiap menjadi perusahaan distributor consumer health kelas dunia pun telah menyiapkan langkah strategis. “Kami akan membangun ekosistem sendiri dengan standar consumer health product company yang memiliki SKU (Stock Keeping Unit) jauh lebih banyak daripada perusahaan medis biasa. Kami terapkan sistem tersebut agar IRRA bisa berkembang menjadi consumer health & medical distribution company yang setara dengan perusahaan-perusahaan multinasional, karena IRRA harus terus bergerak membesar, tak boleh berhenti,” papar Hendra Kartasasmita, penasihat senior IRRA, dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (24/10/2022).
Hendra merupakan sosok yang berpengalaman lebih dari 35 tahun di perusahaan multinasional di berbagai negara. Selama ini dia pun berperan untuk memberikan saran pada IRRA agar menjadi perusahaan kelas dunia.
Melalui pengalaman-pengalamannya tersebut, dia tidak hanya mempertahankan sistem dan visi misi IRRA sebagai perusahaan hitech healthcare solution, tetapi juga memperkuatnya dengan menerapkan best practice yang digunakan di perusahaan multinasional.
Sejalan dengan upaya IRRA tersebut, menurut Hendra, langkah selanjutnya yang akan dilakukan IRRA adalah program digitalisasi, baik secara operasional maupun komersial, yang merupakan masa depan industri distribusi.
Menurut Henry F. Jusuf, Director Strategy and Relations IRRA, pada fase keempat transformasi perusahaan, IRRA akan mengembangkan ekosistem terkait kebutuhan alat-alat kesehatan dengan mempersiapkan platform dengan membuat aplikasi medical devices, e-healthcare services, dan big data.
Sebagai informasi, tahun ini IRRA mengalokasikan belanja sebesar Rp 30 miliar hingga Rp 50 miliar untuk pengembangan bisnis distribusi. IRRA juga sedang berfokus untuk memperbesar segmen non-pemerintah karena pertumbuhan segmen tersebut masih tinggi.
Sumber: Republika
0 komentar:
Posting Komentar