JAKARTA -- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas menjaring 10 inovasi produk, 11 inovasi program/proyek, sembilan inovasi platform aplikasi digital, dan 13 inovasi riset penelitian dari Indonesia Development Forum 2021-2022. Hal ini seiring peluncuran dokumen Rencana Induk Pengembangan Industri Digital Indonesia 2023- 2045.
Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan dokumen ini berisi strategi dan inisiasi yang ditujukan untuk mendukung transformasi digital sebagai strategi penggerak transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. Adapun berbagai strategi yang tercantum dalam dokumen ini meliputi, pertama, perlunya meningkatkan kapasitas sisi pasokan industri digital di dalam negeri, menyiapkan sistem pendukung pengembangan industri digital, menguatkan inovasi serta research, design dan development (RD&D), meningkatkan tingkat komponen dalam negeri, dan memberdayakan rantai nilai digital nasional (digital value chain).
Kedua, mengembangkan permintaan industri digital di dalam negeri, dengan memperluas produk dan/ atau layanan digital sektor prioritas (publik dan komersil), memberikan kemudahan akses layanan internet segmen tertentu, dan memberikan kemudahan akses atas produk dan perangkat digital segmen tertentu.
Ketiga, meningkatkan kapasitas faktor pemampu (enabler) industri digital di dalam negeri, dengan menyusun regulasi dan kebijakan pengembangan industri digital, meningkatkan kapasitas talenta digital, dan merancang skema pendanaan yang kreatif dan berkelanjutan.
Keempat, mengintegrasikan penerapan digitalisasi secara efektif dan efisien, dengan membangun super platform nasional, dan menugaskan BUMN sebagai operating arm dan lokomotif industri digital dalam negeri.
“Dengan berbagai strategi dan inisiasi ini, diharapkan dapat mengintegrasikan antara pemasok (supplier), permintaan (demand) dan pemampu (enabler) yang ada dalam industri digital di Tanah Air,” ujarnya, Senin (21/11/2022).
Menurutnya pengembangan industri digital di Tanah Air akan melewati lima fase tahapan yang meliputi, fase pertama, konsolidasi dan industri digital Indonesia, fase kedua, penguatan basis dan akselerasi industri digital, fase ketiga, penguatan kontribusi industri digital dalam pertumbuhan ekonomi.
Kemudian, fase keempat, peningkatan daya saing industri digital, dan fase kelima, penguasaan pasar dalam negeri dan penjagaan keberlanjutan industri digital nasional.
Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan acara puncak Indonesia Development Forum (IDF) 2022 yang mengusung tema “The 2045 Development Agenda: New Industrialization Paradigm for Indonesia’s Economic Transformation” di Bali, pada 21-22 November 2022. Suharso mengajak pemangku kepentingan dapat berpikir kembali, menyusun kembali strategi dalam rangka reindustrialisasi, menempatkan industri dalam peta Indonesia, makro Indonesia, untuk mempercepat pembangunan dan kesejahteraan.
Sementara itu Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menambahkan IDF 2022 memberikan ruang interaksi dan bertukar ide serta gagasan terkait masa depan industrialisasi pembangunan Indonesia.
“Selain membahas tentang masa depan industrialisasi Indonesia dan perannya untuk mencapai Visi Indonesia 2045, IDF juga menjadi ajang diluncurkannya Rencana Induk Pengembangan Industri Digital Indonesia 2023-2045 dan Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Kedirgantaraan 2022-2045,” ucapnya.
Acara Puncak IDF 2022 bertema “The 2024 Development Agenda: New Industrialization Paradigm for Indonesia’s Economic Transformation” digelar sebagai penutup rangkaian IDF IDEA Series 2022: Inspire, Imagine, dan Innovate yang telah berlangsung sepanjang 2022. “IDF menghasilkan masukan bagi strategi pembangunan untuk meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan nasional. IDF juga menjadi ajang partisipasi publik dan mitra pembangunan untuk ikut aktif terlibat dalam diskursus pembangunan nasional,” ucapnya.
Sumber: Republika
0 komentar:
Posting Komentar