Presiden Joko Widodo mengatakan kerja sama strategis dengan Australia pada baterai kendaraan listrik adalah prioritas setelah pembicaraan pada hari Selasa (4/7) dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese yang berfokus pada ekonomi hijau dan keamanan regional.
Jokowi yang sedang dalam masa jabatan kedua dan terakhirnya ini ingin membangun industri produksi baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia yang memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Industri EV menggunakan logam secara ekstensif.
Jokowi sedang mengusahakan kerja sama Australia, pemasok utama komponen baterai lithium. “Indonesia dan Australia harus membangun kerja sama ekonomi yang lebih substantif dan strategis melalui produksi bersama baterai kendaraan listrik,” kata Jokowi kepada wartawan setelah menghadiri Annual Leaders Meeting dengan Albanese di Sydney.
Jokowi mengatakan kepada para pemimpin bisnis bahwa Indonesia memiliki target untuk memproduksi 1 juta mobil listrik dan 3,2 juta sepeda motor listrik pada tahun 2035.
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) menandatangani "rencana aksi" dengan negara bagian Australia Barat tentang rantai pasokan mineral kritis dan keterampilan pekerja, kata Kementerian Perekonomian Indonesia.
Albanese mengatakan langkah global menuju kendaraan listrik adalah "peluang luar biasa".
Sementara itu, Albanese mengumumkan prakarsa senilai $33 juta untuk menarik pembiayaan iklim swasta ke Indonesia, dan mengatakan Export Finance Australia akan mendirikan fasilitas pembiayaan modal senilai $200 juta dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mendukung transisi energi Indonesia.
Albanese mengatakan Australia juga akan melakukan perubahan visa untuk mempermudah perjalanan bisnis bagi orang Indonesia yang berkunjung.
Indonesia adalah mitra dagang terbesar ke-13 Australia dengan perdagangan dua arah antarnegara senilai $15,6 miliar tahun lalu. Investasi Australia di Indonesia mencapai $2,87 miliar pada tahun 2021.
Kedua negara itu juga sedang menegosiasikan perjanjian pertahanan, dengan para pemimpin pada pertemuan tersebut juga menekankan "pentingnya diplomasi untuk menghindari risiko salah perhitungan" di kawasan Indo Pasifik.
“Semua negara besar dan kecil memiliki tanggung jawab bersama untuk membantu menjaga perdamaian kawasan, dan kontribusi Indonesia untuk keamanan regional di bawah kepemimpinan presiden Jokowi sangat penting,” kata Albanese kepada wartawan.
Jokowi akan melakukan perjalanan ke Papua Nugini pada hari Rabu.
Sumber: Voa Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar