JAKARTA -- Direktur Departemen Internasional Bank Indonesia (BI) Iss Savitri Hafid mengatakan, Vietnam telah siap bergabung dalam kesepakatan konektivitas pembayaran di kawasan (Regional Payment Connectivity/RPC).
“Mengenai Regional Payment Connectivity, yang sudah siap sekarang itu Vietnam. Mudah-mudahan bisa tanda tangan kerja sama pada 25 Agustus,” kata Iss saat media briefing di Jakarta, Senin (21/8/2023).
Dengan bergabungnya Vietnam, maka akan menambah jajaran negara yang bersepakat dalam kerja sama konektivitas pembayaran di kawasan. Kesepakatan tersebut sebelumnya telah melibatkan Bank Indonesia (BI), Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT).
Kerja sama ditujukan untuk mewujudkan dan mendukung pembayaran lintas batas yang lebih cepat, murah, transparan, dan inklusif, yang dituangkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) Kerja Sama Konektivitas Pembayaran Kawasan di Bali pada November 2022 lalu.
Kesepakatan konektivitas tersebut dilakukan melalui Quick Response (QR) Code, fast payment, data Real Time Gross Settlement (RTGS), serta transaksi mata uang lokal atau Local Currency Transaction (LCT).
Terkait LCT, Iss menyebut belum semua negara familier dengan sistem LCT. Oleh karena itu, target BI tahun ini adalah untuk membuat sistem LCT menjadi familier di tiap negara yang terlibat dalam kerja sama.
Lebih lanjut, Iss mengatakan rancangan peta jalan untuk kesepakatan konektivitas pembayaran di kawasan telah disusun. Peta jalan tersebut juga memetakan lima hingga enam negara lainnya. Namun, Iss belum bisa merinci detail dari peta jalan tersebut.
Meski hingga sejauh ini cakupan kerja sama konektivitas pembayaran di kawasan masih berkisar di negara-negara ASEAN, Iss menyatakan ada rencana jangka panjang untuk memperluas kesepakatan ke negara-negara di luar ASEAN.
“Ini masih tahap pembahasan awal, tapi semangatnya sudah ada,” ujar Iss. []
Sumber: Republika
0 komentar:
Posting Komentar