Bila ada satu keahlian yang dengannya riba dihilangkan, krisis ekonomi dielakkan dan bersamaan dengan itu agama disebarkan maka keahlian itu adalah keahlian dalam berdagang. Pasti bukan suatu kebetulan ketika Islam turun pertamanya di suku yang keahliannya berdagang, begitu-pun ketika Islam sampai ke Nusantara ini juga melalui jalur perdagangan. Sayangnya keahlian ini seperti menghilang dari umat sehingga umat yang mayoritas-pun seperti tidak berdaya kini di dunia perdagangan, lantas bagaimana mengembalikan keahlian ini ?
Salah satu jalannya adalah melalui workshop series yang kelas perdananya telah kami mulai kemarin di Startup Center – Depok. Workshop dengan judul Everybody Can Sell ini adalah untuk membangkitkan kembali keunggulan umat dalam berdagang. Setelah diadakan di Depok untuk masyarakat Jabodetabek, workshop ini bisa juga diadakan di kota-kota lain bila ada yang meng-organisir-nya.
Inti dari content worksop setengah hari ini adalah menjual itu sesungguhnya tidaklah sulit, keahlian ‘menjual’ ini terbawa pada diri kita sejak kita lahir. Melalui tangisan pertama kita –itulah sales speak pertama kita untuk memperoleh perhatian ibu kita.
Demikianlah menjual itu, bisa dimulai dengan tiga langkah mudah yaitu pertama membuat atau mencari produk yang bagus untuk dijual. Kedua mengkomunikasikan produk yang bagus tersebut dengan sejujurnya, dan yang ketiga adalah men-deliver produk atau barang seperti yang dijanjikan.
Untuk produk yang bagus – kita umat Islam punya contoh atau pedoman untuk memilihnya. Pedoman itu tiada lain adalah petunjuk kita yang ada di Al-Qur’an dan Hadits, mengikuti contoh langsung bagaimana Allah menggambarkan kalimat yang baik – yaitu seperti pohon yang baik.
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS 14:24-25)
Produk yang baik seperti pohon yang baik
Pohon yang baik memiliki akar yang kokoh ( ashluhaa tsaabit), cabangnya menjulang ke langit (wa far’uhaa fissamaa’) dan pohon tersebut menghasilkan buah sepanjang waktu dengan ijinNya (tu’tii ukulahaa kulla qiinin biidzni Rabbihaa).
Penerapannya pada produk yang baik adalah dia memiliki value proposition yang kuat yang mengunggulkannya dari produk-produk lain yang sejenisnya, dengannya produk tersebut mudah menarik perhatian orang untuk ikut menyebar luaskannya – syiarnya mudah meluas. Dan yang ketiga adalah produk berupa barang atau jasa tersebut harus bener-bener di-deliver sesuai janjinya, pembelinya harus memperoleh manfaat yang sepadan atau bahkan lebih besar dari cost yang dibayarnya.
Bila Anda sudah memperoleh produk yang bagus semacam ini – maka ini sudah separuh dari pekerjaan menjual itu sendiri. Bila selama ini Anda susah sekali jualan, coba perhatikan produk yang Anda jual – apakah memenuhi kriteria produk yang baik tersebut ?
Latas bagaimana kalau yang kita miliki adalah produk yang kurang baik atau produk yang memiliki kelemahan ? Tidak masalah juga karena di sekitar kita memang dipenuhi dengan berbagai produk yang tidak sempurna.
Itulah sebabnya dalam jual beli secara Islam diwajibkan penjual mengungkapkan cacat barang yang dijualnya. Sejauh kelemahan itu disampaikan ke pembeli dan pembeli tetap rela membelinya, maka jual beli yang seperti inilah yang insyaAllah menghadirkan keberkahan itu.
Lebih dari itu bila ada upaya kita untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada, maka kelemahan-kelemahan produk itu justru bisa menjadi peluang dan kekuatan yang baru.
Peluang di qirbah
Sebagai contoh adalah produk Qirbah yang saya perkenalkan idenya bulan syawal lalu, produk tersebut memiliki potensi untuk menjadi produk yang baik dengan tiga kriteria tersebut di atas. Value proposition-nya sangat kuat, idenya terbukti mudah menyebar karena sejak saya tulis banyak sekali yang kemudian ingin ikut menyebar luaskannya.
Tinggal masalah product delivery-nya yang perlu disiapkan, disinilah titik lemah produk ini yang masih perlu didandani sekarang. Pertama mulai dari pengadaan bahan baku, kita harus menghadirkan kembali kulit yang disamak nabati – ini merupakan tantangan karena mayoritas kulit yang ada di pasaran adalah hasil samak kimia.
Kedua adalah keahlian untuk menjahit kulit, men-treatment-nya dengan beeswax (lilin lebah) sampai mengatasi kebocorannya bila ada. Ini semua butuh skills yang perlu terus dibangun.
Maka kelemahan-kelemahan produk tersebut justru bisa menjadi peluang dan keunggulannya di kemudian hari insyaAllah. Ini peluang bagi masyarakat yang ingin bisa menyamak kulit secara nabati – seperti yang dahulu dicontohkan salah satunya oleh istri Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam yaitu Zainab binti Jahsy.
Ini juga peluang bagi masyarakat yang mau belajar, baik yang ingin bisa membuatnya dari awal – maupun membuatnya dari produk setengah jadi yang telah kami siapkan. InsyaAllah semuanya sudah bisa kami latihkan kepada siapa saja yang berminat, agar produk ini bisa di-deliver untuk umat dari umat.
Bahkan bagi para agen yang ingin ikut menjual produk tersebut, kami wajibkan pula mereka untuk ikut training pembuatannya – agar agen tahu betul produk ini dan bisa mengatasi masalahnya bila produk yang sudah sampai ke konsumen bocor misalnya – maka dia harus bisa memperbaikinya.
Dari sini kita bisa melihat sekarang bagaimana kelemahan suatu produk justru bisa menghadirkan banyak peluang yang lain selain berpotensi menjadi keunggulan produk itu sendiri.
Selain contoh bagaimana proses menghadirkan produk yang baik, peserta workshop everybody can sell juga dibekali tools and tips khusus untuk memudahkannya dalam membuat kampanye social media.
Kita tahu bahwa kini begitu banyak social media yang kita bisa gunakan untuk kampanye pemasaran suatu produk. Masalahnya adalah justru karena banyaknya social media tersebut, pasti sangat merepotkan bila Anda punya banyak produk dan punya banyak social media yang harus dimonitor.
Maka tools yang kami siapkan adalah mengkonsolidasikan aktivitas social media Anda kedalam satu screen saja. Hanya dengan membuka satu screen di www.sellide.com (situs khusus yang kami buatkan untuk workshop everybody can sell), Anda dapat men-synchronize seluruh produk yang Anda promosikan di perbagai social media Anda.
Bahkan untuk menggunakannya, Anda tidak perlu mendaftar secara khusus ke sellide.com. Asal Anda sudah punya account di salah satu social media seperti Facebook, Twitter atau Instagram ( lainnya insyaAllah menyusul) – Anda sudah bisa langsung men-synchron-kan aktivitas social media Anda kedalam sellide dan kemudian mengelolanya dari sini.
Selain itu sellide juga dapat digunakan sebagai tools untuk membangun apa yang disebut community-based marketplace. Bila Anda sendirian mempromosikan produk di Facebook Anda sendiri misalnya, yang melihat adalah terbatas pada jaringan pertemananan Anda, bila di Twitter juga terbatas pada yang follow Anda.
Tetapi bila produk Anda memang produk yang bagus, dan Anda menggunakan sellide untuk mempromosikannya ke social media – komunitas pengguna sellide baik para peserta workshop everybody can sell ataupun masyarakat lain – dapat ikut mempromosikan produk Anda tersebut ke jaringan social media masing-masing.
Itulah antara lain tools yang kami persiapkan agar produk-produk yang baik dari umat ini dapat mudah menyebar luas di kalangan umat – wa far’uhaa fissamaa’ ! Anda yang belum sempat mengikuti langsung worksopnya-pun insyaAllah sudah dapat ikut menggunakan tools yang kami siapkan di www.sellide.com tersebut. InsyaAllah.
Sumber: GeraiDinar.Com
0 komentar:
Posting Komentar