PebisnisMuslim.Com, Jakarta - Pemerintah memasang target optimistis terhadap harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) di level US$ 60 per barel dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Patokan ini disebut Menteri Keuangan (Menkeu) Qatar dan Arab Saudi terlampau tinggi dari perkiraan harga minyak dunia yang trennya cenderung merosot.
"Saya bertukar pikiran dengan Menkeu Qatar dan Arab Saudi. Mereka bilang ICP US$ 60 per barel terlalu tinggi," ucap Menkeu Republik Indonesia, Bambang Brodjonegoro dalam Rapat Dengar Pendapat RAPBN 2016 di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (15/9/2015).
Menurut Bambang, kedua negara ini mematok target harga minyak mentah di wilayahnya pada level US$ 50 per barel. Katanya, Menkeu Arab Saudi dan Qatar memprediksi tren harga minyak mentah dunia mengarah ke bawah atau lebih rendah.
"Mereka saja menaruh angka US$ 50 per barel. Mereka mengindikasikan harga minyak mentah dunia indikasinya ke bawah. Harga minyak dunia tidak akan membaik dalam waktu dekat," terang Bambang.
Dia mengutip ramalan Goldman Sachs Group Inc yang merevisi target harga minyak mentah dunia pada tahun ini bakal anjlok ke level US$ 20 per barel. Jika hal ini sampai terjadi akan mengancam semakin terpuruknya harga komoditas ekspor Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo menambahkan, harga komoditas ekspor Indonesia yang sebelumnya diprediksi merosot 11 persen pada 2015, kembali dikoreksi menjadi16 persen.
"Terjadi penurunan tajam harga komoditas sejak tiga tahun lalu. Sebanyak delapan komoditas utama turun cukup drastis sampai 20 persen dari perkiraan 18 persen. Dan harga komoditas di tahun depan masih akan lemah," terang dia.
Sumber: Liputan6
0 komentar:
Posting Komentar