Makassar – Bank Indonesia Wilayah Sulsel menyebut pergerakan pangsa aset
syariah dan pembiayaan perbankan syariah masih menjadi yang terbesar di
Kawasan Timur Indonesia (KTI) dengan mencatatkan posisi 18,94 persen dan
21,88 persen.
Kepala Bank Indonesia Wilayah Sulsel, Bambang Kusmiarso,
mengungkapkan, dari posisi tersebut, secara umum pertumbuhan aset dan
pembiayaan perbankan syariah di Sulsel masing-masing meningkat 5,58
persen (yoy) dan 3,00 persen (yoy) pada Juli 2017 ini.
“Lebih baik dibandingkan dengan kondisi pada Desember
2016 lalu, dimana saat itu aset tumbuh negatif atau sebesar 3,70 persen
(yoy). Sementara, pembiayaan hanya tumbuh 2,94 persen (yoy),” katanya,
melalui rilisnya, Kamis, 24/8/2017.
Porsi perbankan syariah terhadap perbankan di Sulsel sendiri, kata
Bambang, terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, yakni
indikator aset menempati posisi 4,91 persen, Dana Pihak Ketiga (DPK)
sebesar 4,39 persen, dan pembiayaan sebesar 5,42 persen.
Sementara, intermediasi perbankan syariah di Sulsel juga dicatatkan
masih sejalan dengan pengelolaan risiko yang relatif baik dengan rasio
Non Performing Loan (NPL) hanya 2,54 persen.
Hanya saja, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah
menurun menjadi -0,33 persen (yoy) dibanding Desember 2016 lalu yang
berhasil menempati posisi 3,10 persen (yoy).
“Karena itu, penghimpunan DPK perlu lebih didorong lebih
kuat lagi kedepannya. Apalagi, potensi pengembangan ekonomi syariah di
KTI, khususnya Sulsel sangat besar dan itu perlu inovasi dan dukungan
dari berbagai pihak,” katanya. []
Sumber: Pedoman Makassar
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar