DUBAI - Bank Pembangunan Islam (IDB) berencana menggunakan teknologi
blockchain untuk mengembangkan produk yang sesuai dengan syariah.
Rencana tersebut bertujuan untuk mendukung usaha penyertaan keuangan di
seluruh negara anggotanya.
Seperti dikutip dari Reuters, Jumat
(20/10), Lembaga Penelitian dan Pelatihan Islam yang berbasis di Jeddah
ini mengatakan telah menandatangani sebuah kesepakatan dengan perusahaan
lokal Ateon dan SettleMint yang berbasis di Belgia, dengan tahap
pertama untuk fokus pada studi kelayakan teknis.
Kesepakatan
tersebut merupakan upaya terbaru menggabungkan teknologi blockchain
untuk memanfaatkan permintaan dari investor Muslim. IDB mencatat
perusahaan-perusahaan dari Indonesia ke Kanada telah menerima
sertifikasi yang sesuai dengan syariah untuk produk mereka.
Keterlibatan
IDB, sebuah institusi pembangunan multilateral, juga dapat mendorong
perusahaan fintech lainnya untuk menggabungkan keuangan Islam untuk
memanfaatkan pasar di Timur Tengah, Asia dan Afrika.
Keuangan
syariah mengikuti prinsip-prinsip Islam seperti larangan berjudi dan
spekulasi langsung. Namun sampai saat ini sektor ini fokus pada layanan
perbankan ritel tradisional.
Blockchain melibatkan buku kas induk
elektronik bersama yang memungkinkan semua pihak untuk melacak
informasi melalui jaringan yang aman dan menghapus kebutuhan akan
verifikasi pihak ketiga.
IDB mengatakan bahwa fitur tersebut akan
memungkinkan dilakukannya kliring dan penyelesaian transaksi dan
pertukaran aset secara instan, sekaligus membantu menghilangkan risiko counterparty.[]
Sumber:Republika
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar