Acara akan dihadiri oleh Presiden Indonesia selaku tuan rumah, Managing Director IMF, Bank Dunia, petinggi Bank Sentral juga menteri-menteri keuangan dari 189 negara di dunia. Selain itu, korporasi, pengusaha, lembaga keuangan swasta, dan pelaku ekonomi dari hulu ke hilir.
Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia, Doddy Zulverdi mengatakan keuangan syariah akan menjadi satu dari empat pokok pembahasan utama. Hal tersebut demi menunjukkan bahwa keuangan syariah memiliki peran besar dalam menopang perekonomian dunia.
"Kita ingin memastikan bahwa ekonomi syariah ini punya peran besar dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDG). Kita menyakini pendekatan berbasis syariah menjadi salah satu instrumen dalam mendukung SDG," kata dia dalam konferensi pers di Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (5/9).
Keuangan syariah telah mempunyai peran yang cukup signifikan dalam mendukung agenda SDG yang dilaksanakan oleh Advanced Economies & Emerging Market. Instrumen keuangan syariah seperti sukuk maupun zakat dan wakaf berpotensi mendukung pelaksanaan program SDG.
Hampir semua tujuan dalam SDG dinilai selaras dengan tujuan keuangan berbasis syariah. Mulai dari pengentasan kemiskinan hingga pembiayaan infrastruktur. Negara-negara Islam di Asia dan Timur Tengah telah menyusun International Standard for Waqf yang menjadi acuan bagi negara yang menerapkan keuangan Islam.
Doddy menambahkan, Indonesia memiliki peran besar sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar. Indonesia telah memiliki strategi nasional keuangan syariah serta komite nasional keuangan syariah.
Topik ini pun akan bermanfaat untuk menunjukkan kemajuan Indonesia dalam mengelola keuangan berbasis syariah. Pemerintah dan otoritas keuangan syariah di Indonesia telah menginisiasi dan menerapkan beberapa proyek aplikasi keuangan sosial Islam yang selaras dengan program SDG.
Dalam acara ini, standar internasional wakaf juga akan dirumuskan oleh Indonesia dan negara Muslim lain. Demi memberikan kontribusi besar bagi pengembangan arah ekonomi syariah kedepannya.
Acara yang akan membahas hal ini diantaranya International Islamic Finance Seminar oleh Bank Indonesia dan IDB, Fintech Talks: "Utilizing Fintech as a Platform for Enhancing SMEs and Islamic Financing oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Sekretaris Panitia Nasional Kementerian Keuangan, Adi Budiarso menyampaikan pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah merupakan sebuah kehormatan besar. Pasalnya ini merupakan acara keuangan terbesar yang melibatkan banyak pihak dari seluruh dunia.
"Total peserta tercatat sebanyak 15 ribu orang akan hadir untuk membahas keuangan secara global," katanya dalam kesempatan yang sama.
Adi mengatakan Indonesia berupaya menjadikan acara ini ajang menampilkan kemajuan Asia secara umum dan Indonesia secara khusus. Baik dalam hal reformasi ekonomi juga inovasi seperti teknologi finansial terkait ekonomi digital.
Selain itu, keberhasilan menjaga ketahanan perekonomian ditengah tantangan masa kini dan komitmen untuk menjadikan keuangan berbasis syariah yang modern menjadi tulang punggung perekonomian.
Tak hanya dalam bidang ekonomi, Indonesia juga ingin menawarkan sajian kebudayaan dan pariwisata. Lebih lanjut, Kepala Satgas IMF-WB 2018, Peter Jacobs mengatakan acara akbar tersebut akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan semua pihak.
Selain pertemuan tahun dan agenda utama, akan ada bahasan dan acara-acara lain dengan beragam isu. Baik berupa seminar, focus group discussion hingga workshop yang digelar oleh sejumlah elemen, baik pemerintah maupun swasta.
Isu lain yang akan diangkat yakni tentang peran perempuan, pariwisata, perubahan iklim dan lainnya. Sementara isu utama dari Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia adalah empat hal.
Yakni, isu keuangan dan moneter, ekonomi dan keuangan digital, infrastruktur keuangan dan ekonomi digital ekonomi, serta keuangan dan ekonomi syariah. "Kami akan menunjukan kemajuan indonesia dalam ekonomi dan keuangan syariah sebagai sumber pertumbuhan perekonomian baru," katanya.
Sumber: REPUBLIKA.CO.ID
0 komentar:
Posting Komentar