YOGYAKARTA -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta memastikan pasokan elpiji bersubsidi ukuran tabung tiga kilogram untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadhan tetap lancar. Bahkan pasokannya lebih banyak dibanding tahun lalu.
“Dari pengawasan yang kami lakukan sesuai dengan batasan kewenangan yaitu sampai di pangkalan, maka pasokan elpiji bersubsidi tetap lancar. Tidak ada kendala. Bahkan ada kenaikan pasokan dibanding tahun lalu,” kata Kepala Bidang Bimbingan Usaha Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Benedict Cahyo Nugroho di Yogyakarta, Sabtu (25/4).
Pada tahun ini, total pasokan elpiji tabung tiga kilogram di Kota Yogyakarta mencapai 21.608 metrik ton atau mencapai 7.202.666 tabung dalam satu tahun.
Distribusi dilakukan secara bertahap dari PT Pertamina (Persero)menuju ke agen. Di Kota Yogyakarta terdapat 14 agen elpiji yang kemudian menyalurkannya ke pangkalan yang jumlahnya mencapai lebih dari 3.000 pangkalan. Pangkalan kemudian mendistribusikannya ke pengecer.
“Kami memiliki kewenangan untuk memantau hingga ke pangkalan. Distribusinya lancar dengan harga sesuai harga eceran tertinggi yaitu Rp 15.500 per tabung tiga kg,” katanya.
Mengenai harga, lanjut Benedict, biasanya terjadi di tingkat pengecer yang menjualnya dengan harga lebih tinggi yaitu sekitar Rp 20 ribu per tabung. “Tetapi, kami tidak lagi memiliki kewenangan pengawasan untuk distribusi dan penjualan di tingkat pengecer,” katanya.
Benedict mengatakan tabung elpiji bersubsidi disalurkan dalam jumlah yang tetap tiap bulannya yaitu sebanyak 600.222 tabung atau mengalami kenaikan sebanyak 77.693 tabung per bulan dibanding tahun lalu yaitu 522.529 tabung per bulan.
Oleh karena itu, Benedict berharap masyarakat tidak perlu khawatir terkait ketersediaan elpiji tiga kilogram, namun tetap mengingatkan warga bahwa elpiji tersebut ditujukan bagi warga miskin.
“Untuk kebutuhan 2021, kami akan berkoordinasi dengan Pertamina untuk pengusulan tambahan pasokan jika jumlah pasokan perlu ditambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” katanya.
Sedangkan untuk bahan kebutuhan pokok, Benedict juga memastikan bahwa persediaannya mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadhan bahkan hingga beberapa bulan berikutnya.
Masyarakat, lanjut dia, bisa memanfaatkan aplikasi Jogja Smart Service (JSS) untuk memantau perkembangan harga bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional. Harga yang tertera di aplikasi JSS merupakan harga rata-rata dari hasil pemantauan di delapan pasar tradisional. Harga diperbarui dua kali dalam sepekan.
“Selama Ramadhan, kami juga masih akan melakukan pengawasan peredaran makanan, khususnya untuk makanan kemasan guna memastikan keamanan konsumen,” katanya. []
Sumber: Republika
0 komentar:
Posting Komentar