DEPOK -- Tiga bank syariah anak perusahaan BUMN, yaitu PT BRIS Syariah, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah telah resmi merger dengan nama baru yaitu PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Keberhasilan proses merger tiga bank syariah tersebut diyakini akan meningkatkan daya saing dan pangsa pasar perbankan syariah Indonesia.
Kehadiran, PT Bank Syariah Indonesia Tbk, dipandang menjadi milestone penting dalam pengembangan industri perbankan dan keuangan syariah di tanah air. Sebab, BSI memiliki target menjadi satu dari 10 besar bank syariah di Indonesia dan berobsesi untuk melakukan aksi korporasi dengan kapitalisasi pasar di dunia.
Tonggak sejarah penting ini sepertinya menemukan momentumnya bersamaan dengan penerbitan sebuah buku perbankan syariah bertaraf internasional yang ditulis bersama oleh seorang ilmuwan Jepang dan akademisi perbankan syariah Indonesia. Sebuah buku berjudul Growth of Islamic Banking in Indonesia : Theory and Practice yang diterbitkan oleh Routledge, Taylor & Francis pada awal tahun 2021 ini merupakan kolaborasi akademik bersama oleh Sigit Pramono PhD (ketua STEI SEBI, Depok) dan Prof Dr Yasushi Suzuki (Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang).
Siaran pers STEI SEBI yang diterima Republika.co.id, Jumat (22/1) menyebutkan, hadirnya buku ini secara resmi ditandai dengan pelaksanaan peluncuran buku yang yang akan dilaksanakan pada Senin (25/1) melalui platform aplikasi webinar Zoom. Peluncuran buku ini akan menghadirkan ekonom ternama Prof Dr Dorodjatun Kuntjoro-Jakti (Profesor Emeritus Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UI), yang akan menyampaikan sambutan kehormatan pada acara tersebut. Selain itu, sejumlah pakar ekonomi dan praktisi perbankan syariah juga akan menyampaikan keynote address dalam acara tersebut yaitu Datuk Dr Mohd Daud Bakar (presiden IIUM, Malaysia), Prof Dr Yasushi Suzuki (Profesor Universitas Ritsumeikan Asia Pasifik), Kemal A. Stamboel (presiden komisaris PT Bank BTPN Syariah Tbk, Indonesia) dan Dr Suminto (staf ahli Kementerian Keuangan Republik Indonesia).
Lebih dari itu, ada hal lain yang menarik di balik peluncuran buku ini. Penulis buku ini, bersepakat untuk mendonasikan royalti dari penerbitan buku ini menjadi sumber dana wakaf produktif untuk program pendidikan yang akan disalurkan melalui SEBI Social Fund (SSF). “Inisiatif strategis dan inovasi pengembangan program wakaf melalui penerbitan buku ini, patut diacungi jempol. Semoga menjadi inspirasi dalam menciptakan terobososan dan dorongan bagi lembaga nazhir wakaf dalam pengembangan wakaf melalui skema intellectual property right”, ujar Aries Hermawan, Direktur SSF, yang merupakan nazhir wakaf uang bagi STEI SEBI yang telah terdaftar dan mendapat izin dari Badan Wakaf Indonesia (BWI).
Karenanya, kata Aries, program kolaborasi penerbitan literatur ilmiah dan inovasi wakaf produktif ini diharapkan menjadi pemantik ikhtiar bersama untuk mendukung program pendidikan, pengembangan SDM keuangan dan perbankan syariah sekaligus mewujdkan peradaban wakaf di tanah air. []
Sumber : Republika
0 komentar:
Posting Komentar