majalahtabligh.com

Migrasi Penyiaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital


JAKARTA-- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebut implementasi Undang-Undang (UU) Cipta Kerja pasal migrasi penyiaran dari terestrial ke digital atau Analog Switch Off (ASO) berpotensi menjadikan jaringan telekomunikasi lebih baik. Hal ini berpotensi terbuka peluang besar mendapatkan keuntungan secara finansial melalui ruang digital.

Direktur Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika (PPI) Kominfo Ahmad M Ramli mengatakan implementasi ini meningkatkan keuntungan ekonomi. "Misalnya setiap kenaikan 10 persen pada kualitas broadband internet, maka akan ada dampak sekitar 1,25 persen untuk pertumbuhan ekonomi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (11/3).

Menurutnya di tengah kondisi masih maraknya virus Covid-19 dapat dijadikan sebagai contoh pentingnya peran telekomunikasi yang berkualitas pada sektor perekonomian, khususnya ekonomi digital. Terlebih saat pusat perbelanjaan sepi dan lesu dari pengunjung.

Namun, pasar digital dalam negeri dari berbagai platform aplikasi daring mampu meraup untung yang terbilang besar. Hal ini terbukti transaksi dari sektor perdagangan digital melonjak dengan tajam.

"Kita rasakan ketika semua orang berhenti berkegiatan. Mal dan tempat wisata tutup tapi yang namanya perdagangan online jalan terus karena adanya internet," ucapnya.

Tak hanya itu, jaringan kualitas yang semakin bagus juga akan membuka peluang pekerjaan bagi berbagai elemen masyarakat beberapa waktu ke depan. Kemudian kesempatan mendapatkan kerja akan terbuka lebar kepada para masyarakat dengan berbagai latar belakang pendidikan.

“ASO akan membuat jaringan broadband internet dalam negeri semakin berkualitas karena akan menyediakan pita frekuensi yang cukup lebar, untuk memenuhi kebutuhan jaringan 5G yang cukup besar,” ucapnya.

“Hal itu disebabkan, pita frekuensi yang diperuntukkan bagi televisi analog yang sangat besar dapat dipangkas menjadi lebih sedikit. Sisa pita frekuensi dari hal di atas, dapat dipergunakan sebagai wadah dari jaringan berkualitas 5G ke depannya,” ucapnya.

Saat ini kebutuhan industri penyiaran televisi dalam negeri membutuhkan pita frekuensi sebanyak 700 megahertz. Adanya peralihan ke digital maka kebutuhan dari industri penyiaran hanya membutuhkan sekitar 588 megahertz.

“Sebanyak 112 megahertz sisa dari frekuensi di atas, dapat dimanfaatkan sebagai wadah jaringan berkualitas 5G. Kebutuhan layanan internet broadband 5G dibutuhkan minimal pita frekuensi yang lebarnya 100 megahertz. Maka, sisa frekuensi dari implementasi ASO tersebut bisa dipergunakan," ucapnya.

Kemudian dari sisi kualitas gambar yang akan didapatkan oleh masyarakat, akan semakin berkualitas. Artinya, kualitasnya gambar akan lebih jernih dibandingkan menggunakan televisi analog.

“Hal ini berlaku bagi seluruh masyarakat yang berada di berbagai pelosok nusantara. Maka begitu, akan terjadi pemerataan siaran televisi berkualitas di seluruh daerah di dalam negeri,” ucapnya.

“Jadi, masyarakat di pelosok dapat mengakses siaran televisi yang diakses oleh masyarakat yang berada di kota. Masyarakat juga bisa menyaksikan siaran televisi dengan baik, bersih jernih, canggih, kemudian fiturnya juga sangat interaktif," katanya.

Ramli menyebut banyaknya keuntungan yang didapatkan masyarakat melalui kebijakan ASO. Ramli pun mengimbau, kepada setiap elemen masyarakat mulai saat ini untuk mengecek apakah televisi sudah kompatibel dengan kebijakan tersebut atau belum.

Apabila belum, bagi masyarakat yang memiliki anggaran yang lebih bisa segera menukarnya dengan televisi digital dan bagi masyarakat yang tidak mempunyai anggaran, maka bisa menggunakan teknologi Set Top Box (STB) dengan harga pasaran rata-rata mencapai Rp 150 ribu sampai Rp 250 ribu.

"Saya mengajak masyarakat dapat segera beralih ke digital Karena banyak keuntungan yang didapatkan," katanya.

Pemerintah telah menetapkan pada 2 November 2022 semua siaran TV analog akan berganti ke digital. Adapun target itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Cipta kerja.

“Dampak positif dari migrasi analog ke digital itu akan menambah digital dividend seperti frekuensi 700 yang saat ini semuanya dihabiskan oleh siaran TV analog,” ucapnya . []

Sumber : Republika

Share on Google Plus

About PebisnisMuslim.com

Pebisnis Muslim News adalah situs informasi bisnis dan ekonomi Islam yang dikelola oleh Pebisnis Muslim Group.

0 komentar:

Posting Komentar