JAKARTA -- Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin meminta pengembangan Bank Wakaf Mikro (BWM) menyesuaikan perkembangan digital di masyarakat. Ini karena, aktivitas masyarakat dan kegiatan bisnis lebih banyak menggunakan platform digital, yang disebabkan salah satunya adanya pandemi Covid-19.
“Pandemi Covid-19 yang menuntut perubahan pola kegiatan bisnis dan aktivitas masyarakat kearah digitalisasi juga harus menjadi perhatian dalam pengembangan BWM ke depan,” ujar Wapres dalam acara Rembuk Nasional Vokasi dan Kewirausahaan Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas Tahun 2020 di Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Selasa (8/6).
Wapres menilai pengembangan BWM ke arah digitalisasi bisa dimulai dari proses layanan, pemasaran produk sampai pengawasan. Ia berharap digitalisasi ini dapat mengakselerasi terwujudnya kelembagaan BWM yang profesional dan akuntabel serta mampu melahirkan wirausahawan yang sukses dan mandiri dalam mengakses pasar bagi produknya.
Ia menegaskan, Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung berbagai upaya akselerasi pengembangan BWM ke depan. Karena itu, ia meminta kementerian/lembaga untuk menyusun skema optimalisasi penggunaan APBN atau Dana Bergulir Pemerintah, seperti Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM), Pembiayaan Ultra Mikro (Umi) dan Badan Layanan Umum Pusat Investasi Pemerintah (BLU-PIP).
"Diharapkan upaya optimalisasi tersebut BWM dapat segera terwujud sehingga BWM ke depan akan semakin kuat," katanya.
Terkait hal itu, Wapres mengapresiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam melakukan pengembangan ekosistem digitalisasi BWM. Antara lain berupa Fitur BWM Mobile, Sinergi BWM Marketplace, UMKM-MU dan marketplace lainnya, serta pengembangan Tools Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) termasuk BWM.
Ia juga mengapresiasi peran OJK yang sejak tahun 2017 terus mendorong pengembangan Bank Wakaf Mikro untuk menyediakan akses permodalan bagi masyarakat kecil yang belum memiliki akses pada lembaga keuangan formal.
"Melalui konsep yang dikembangkan tersebut, BWM diharapkan dapat secara nyata mendukung upaya pemerintah dalam pengentasan kemiskinan," kata Wapres.
Wapres mengatakan, target nasabah pembiayaan BWM adalah masyarakat miskin produktif yang tidak dapat mengakses lembaga keuangan formal. Saat ini ungkap Ma'ruf, telah berdiri 60 BWM di berbagai daerah di Indonesia, dengan penyaluran pembiayaan mencapai Rp 67 miliar kepada 44.900 nasabah dan 4.780 Kelompok Usaha Masyarakat Sekitar Pesantren Indonesia (KUMPI).
"Diharapkan telah tercipta wirausahawan-wirausahawan baru yang akan mendorong bergeraknya kegiatan perekonomian di tingkat bawah," ungkapnya.
Sumber : Republika
0 komentar:
Posting Komentar