Emiten dengan kode saham BTPS ini juga telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 10,05 triliun. Penyaluran tersebut tumbuh sebesar 15 persen secara year on year (yoy) dibandingkan periode sebelumnya Rp 8,74 triliun.
Direktur Utama BTPN Syariah Hadi Wibowo mengatakan, pertumbuhan pada saat pandemi ini tetap mengedepankan kualitas pembiayaan yang sehat dengan menjaga tingkat non performing financing (NPF) di posisi 2,4 persen.
"Selama masa penuh tantangan ini, nasabah pembiayaan benar-benar dijaga untuk tetap terhubung dengan bank," kata Hadi pada Rabu (28/7).
Di sisi lain, Hadi menyampaikan, BTPN Syariah juga akan terus mengembangkan berbagai inovasi teknologi agar nasabah lebih efektif dalam bertransaksi dengan menyesuaikan kemampuan beradaptasi mereka. Menurut Hadi, BTPN Syariah telah menyiapkan aplikasi teknologi yang mengoptimalkan peran nasabah dan membawa layanan perbankan dalam ekosistem terdekat mereka.
Hadi menyebut, seluruh tim di lapangan telah menggunakan aplikasi termutakhir dalam melayani nasabah prasejahtera produktif. Upaya ini untuk mendukung produktivitas para tim di lapangan dalam melayani nasabah menjadi lebih cepat dan tepat.
"Ini juga menjadi ikhtiar kami dalam mengedukasi nasabah inklusi kami untuk beradaptasi dengan teknologi. Dengan demikian, pada masa mendatang, mereka dapat membangun ekosistem digital dengan prinsip syariah khusus untuk masyarakat inklusif. Ini yang menjadi aspirasi kami,” ujar Hadi.
Sampai akhir Juni 2021, BTPN Syariah masih memiliki rasio kecukupan modal (CAR) yang kuat di posisi 52 persen. Total aset tumbuh 14 persen (yoy) menjadi Rp 17,41 triliun dari Rp 15,27 triliun. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 12 persen (yoy) menjadi Rp 10,61 triliun dari Rp 9,46 triliun.
Kinerja induk
PT Bank BTPN Tbk mencatatkan laba bersih tumbuh 47 persen (yoy) pada semester I 2021. Laba bersih setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 1,64 triliun pada enam bulan pertama 2021 dari Rp 1,12 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Kami melihat optimisme terhadap perbaikan ekonomi yang akan kembali pulih seiring dengan semakin banyaknya anggota masyarakat yang mendapat vaksin,” kata Direktur Utama BTPN Ongki Wanadjati Dana.
Pertumbuhan laba ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 4 persen (yoy). Angka ini meningkat menjadi Rp 5,59 triliun dari Rp5,37 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.
Pendapatan operasional lainnya juga tumbuh 5 persen (yoy) menjadi Rp 960 miliar dari Rp 913 miliar. Pertumbuhan pendapatan bunga bersih Bank BTPN ditopang oleh penurunan beban bunga sebesar 40 persen (yoy) menjadi Rp 1,88 triliun pada enam bulan pertama 2021. Hal ini sejalan dengan tren suku bunga acuan Bank Indonesia yang juga menurun.
Bank BTPN berhasil menjaga kualitas kredit tetap baik, seperti tecermin dari rasio bruto NPL yang berada di level 1,46 persen. Angka in masih relatif rendah dibandingkan rata-rata industri yang tercatat sebesar 3,35 persen pada akhir Mei 2021. []
Sumber: Republika
0 komentar:
Posting Komentar