Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut pemerintah akan menghentikan kegiatan ekspor bahan-bahan mentah atau raw material secara bertahap. Pasalnya, kata dia, ekspor bahan mentah yang dilakukan Indonesia sejak zaman VOC Belanda hanya menguntungkan negara lain.
Hal ini disampaikan Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam acara Pengukuhan Majelis Pengurus Pusat ICMI dan Pembukaan Rakernas ICMI secara virtual dari Istana Kepresiden Bogor Jawa Barat, Sabtu (29/1/2022).
"Saya kira sudah tidak zamannya lagi, yang sejak zaman VOC kita selalu mengirim mengekspor barang-baramg mentah yang nilai tambahnya dinikmati negara lain," kata Jokowi sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu.
Dia menegaskan pemerintah akan melakukan program hilirisasi dengan mengurangi ekspor bahan mentah. Jokowi mengatakan proyek hilirisasi ini akan memberikan nilai tambah bagi Indonesia dan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat.
"Bisnis pertambangan, minyak dan gas harus melakukan hilirisasi di dalam negeri untuk memberikan nilai tambah yang besar di negara kita, untuk membuka lapangan kerja, dan sekaligus menghemat devisa kita," jelasnya.
Adapun Indonesia telah melakukan hilirisasi nikel sejak 2015. Jokowi menyebut proyek hilirisasi nikel ini terbukti memberikan nilai tambah yang besar untuk Indonesia serta berdampak signifikan dari sisi ekspor maupun neraca perdagangan.
Menurut dia, ekspor besi baja Indonesia mencapai USD 20,9 miliar atau sekitar Rp 300 triliun pada tahun 2021. Jumlah ini meningkat signifikan dari tahun 2014 yang berada di amgma USD 1,1 miliar atau Rp 15 triliun.
"Oleh sebab itu sudah sering saya sampaikan tidak hanya nikel saja yang akan kita setop," ucap Jokowi.
Hentikan Ekspor Lainnya
Setelah nikel, dia menekankan pemerintah akan menghentikan ekspot bauksit, tembaga, timah, hingga emas. Jokowi memperkirakan ekspor nikel Indonesia mencapai USD 28 sampai 30 miliar atau kisaran Rp 400 triliun pada 2022.
"Sekali lagi setelah nikel kita akan dorong investasi di sektor bauksit, tembaga, timah, emas dan lain-lain yang biasanya kita mengekspor dalam bentuk raw material atau bahan mentah," ujarnya.
Disisi lain, Jokowi ingin hilirisasi juga dilakukan di sektor pertanian. Dia mendorong kelompok tani dan peternak juga masuk ke kegiatan off farm dengan menghasilkan produk non budidaya.
"Sekali lagi agar nilai tambah dinikmati petani karena keuntungan terbesar ada di off farmnya dan tentu saja bisa membuka lapangan pekerjaan yang semakin banyak," tutur Jokowi. []
Sumber: Liputan6
0 komentar:
Posting Komentar