Harga minyak dunia terus melonjak mendekati US$ 120 per barel seiring dengan Amerika Serikat (AS) yang mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi energi terhadap Rusia atas serangan ke Ukraina.
Harga minyak Brent naik US$ 7,65 menjadi US$ 118,1 per barel, sedangkan West Texas Intermediate naik US$ 8,01 menjadi US$ 115,7 per barel pada Jumat (4/2) atau Sabtu pagi waktu Indonesia.
Para pembuat kebijakan di AS berbeda pendapat terkait penjatuhan sanksi energi terhadap rusia. Gedung Putih pada Kamis (3/3) dengan tegas membantah ide untuk mejatuhkan sanksi terhadap ekspor minyak Rusia karena akan semakin menaikkan harga minyak dan bensin di AS.
Sementara pembuat kebijakan lainnya terus mendorong penjatuhan sanksi, termasuk di antaranya Ketua Dewan Perwakilan AS Nancy Pelosi. Sementara itu juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan bahwa impor minyak dari Rusia hanya 10% dari total impor minyak AS.
Namun pada Jumat (4/4) posisi Gedung Putih berubah terkait sanksi minyak Rusia. Pemerintahan Joe Biden menyatakan tengah sedang mencari opsi untuk memotong impor minyak Rusia dan mempertimbangkan tindakan yang mungkin dilakukan untuk meminimalkan dampak pada pasokan global dan dampak pada konsumen.
“Kami mempertimbangkan sejumlah opsi. Tapi yang paling penting adalah kami menjaga suplai energi global yang stabil,” kata Kepala Penasihat Ekonomi Gedung Putih Cecilia Rouse, seperti dikutip Reuters, Sabtu (5/3).
Menurut data Energi Information Administration (EIA), AS mengimpor 12,5 juta barel (405 barel per hari) minyak mentah dan produk minyak mentah dari Rusia pada Desember.
Kenaikan harga minyak juga dipengaruhi sentimen serangan pasukan Rusia ke pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa. Kebakaran di gedung pelatihan padam dan para pejabat mengatakan fasilitas itu sekarang aman. []
Sumber: Katadata
0 komentar:
Posting Komentar