JAKARTA -- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatat pertumbuhan yang solid pada ketiga bisnis utama Perseroan. Pada kuartal I 2022, GoTo mencatat keseluruhan nilai transaksi bruto atau GTV Perseroan tumbuh 46 persen yoy menjadi Rp 140 triliun.
CEO Grup GoTo, Andre Soelistyo, mengatakan fokus Perseroan pada monetisasi menghasilkan pertumbuhan pendapatan bruto sebesar 53 persen menjadi Rp 5 triliun yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan GTV.
"GTV layanan mobilitas tumbuh 73 persen yoy dan telah 70 persen pulih jika dibandingkan dengan kondisi prapandemi. Hal ini seiring dilonggarkannya PPKM dipenghujung kuartal I 2022," kata Andre, Senin (30/5/2022).
Sementara GTV layanan on demand secara keseluruhan tumbuh 44 persen. Di Indonesia, margin kontribusi on demand services meningkat pada Februari dan Maret 2022 dan diharapkan dapat terus berjalan pada kuartal kedua 2022.
Adapun GTV bisnis e-commerce tumbuh 28 persen yoy dan telah melampaui hasil kuartal IV tahun lalu. Menurut Andre, hasil ini tercapai meskipun secara umum transaksi e-commerce pada kuartal pertama rendah dan transaksi kuartal IV 2021 merupakan yang tertinggi.
Sejalan dengan itu, Andre menjelaskan, bisnis fintech GoTo juga terus tumbuh. Jumlah pengguna dan volume GTV dari Gopay atau alat pembayaran mencapai rekor tertingginya. Penggunaan di dalam ekosistem GoTo tumbuh sebesar 207 persen. Sementara penggunaan di luar ekosistem tumbuh 73 persen yoy.
Dari sisi kinerja keuangan, GoTo membukukan pendapatan bersih senilai Rp 1,49 triliun pafa kuartal I 2022. Angka ini naik 65,48 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 904,83 miliar. Pendapatan bersih ini berasal pendapatan bruto perusahaan senilai Rp 5,23 triliun setelah dikurangi biaya promosi kepada pelanggan senilai Rp 3,73 triliun.
"Dengan semakin longgarnya kegiatan masyarakat, peningkatan dan integrasi produk akan terus dilakukan untuk memastikan bahwa GoTo mampu terus melayani pertumbuhan kebutuhan dan jumlah pengguna kami di layanan on demand, e-commerce, dan financial technology," kata Andre.
Jacky Lo, CFO Grup GoTo, menyampaikan, integrasi Gojek, Tokopedia dan GoTo Financial secara lebih menyeluruh diharapkan mampu membawa berbagai manfaat. Perseroan pun telah melakukan integrasi lintas platform sejak bulan Mei 2021.
Di kuartal I 2022, GoTo berfokus pada optimalisasi pembayaran insentif dan biaya operasional. Langkah ini telah mencatat hasil signifikan sebagai landasan yang kuat dalam upaya untuk terus meningkatkan margin.
"Margin kontribusi dan margin EBITDA disesuaikan meningkat masing-masing sebesar 24 dan 14 basis poin, antara kuartal IV 2021 dan kuartal I 2022," kata Jacky.
Untuk memperkuat permodalan, GoTo juga telah melakukan divestasi aset non inti secara disiplin seperti kepemilikan pada Ovo serta bisnis di Thailand dan Filipina pada 2021. Perseroan akan terus memoerhatikan hal ini agar pendanaan dapat diinvestasikan kembali dalam produk, brand dan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis, memperkirakan harga saham GOTO masih berpotensi naik ke level 400. Menurutnya, saham GOTO prospektif didukung pertumbuhan bisnis baru yang berasal dari gabungan antara Gojek dan Tokopedia.
Selain itu, bisnis fintech melalui Gopay juga akan berkontribusi terhadap pertumbuhan perusahaan. "Platform GoTo yang sangat generik, luas dan kolaboratif, memungkinkan perusahaan untuk berkembang menjadi aliran pendapatan baru," kata Niko dalam risetnya.
Niko melihat platform GoTo akan mendorong pertumbuhan gross transaction value (GTV) yang tinggi sebesar 30 persen dalam lima tahun terhitung dari 2021-2025. Katalisnya antara lain peningkatan mobilitas Gojek pascapandemi.
Sumber: Republika
0 komentar:
Posting Komentar