JAKARTA -- Komite Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) mendorong penguatan Kawasan Industri Halal (KIH) untuk meningkatkan potensi produksi produk lokal. Deputi Direktur Infrastruktur Industri Halal KNEKS, Binsar Agung Hartanto mengatakan daya saing infrastruktur KIH Indonesia terus ditingkatkan seiring target menjadi Global Halal Hub pada 2024.
"Potensi kita sangat besar dengan sudah adanya tiga KIH serta, masih ada beberapa lainnya yang sedang berproses dan dalam tahap perencanaan," katanya dalam Studium Generale Islamic Economic Summer School (IESS) 2022 yang digelar PEBS Universitas Indonesia, Sabtu (25/6/2022).
Selain itu, Indonesia juga sudah memiliki tiga Lembaga Penyelia Halal yakni LPPOM MUI, Sucofindo, dan Surveyor Indonesia. Jumlah auditor halal dan penyelia halal sendiri mencapai lebih dari 2.500 orang.
KNEKS juga saat ini sedang menyusun program strategis dalam Masterplan Industri Halal Indonesia 2022-2029 sebagai rujukan rencana pembangunan. Ruang lingkup industrinya meliputi makanan minuman, farmasi dan kosmetik, modest fashion, dan pariwisata ramah Muslim.
Masterplan ini membuat strategi besar pengembangan industri halal yang terintegrasi lintas stakeholders seluruh Indonesia. Stakeholder utamanya adalah Kementerian Perindustrian, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Agama, Bank Indonesia, dan Kementerian Keuangan.
"Untuk menjadi Global Hub Industri Halal, maka secara bersamaan perlu didorong kolaborasi antar KIH secara regional dan global," katanya.
Hal ini dengan tujuan membentuk rantai nilai halal, ketelusuran halal, outsourcing//, inovasi dan R&D, promosi bersama, dan lainnya. Ia mendorong inisiatif tersebut dimulai dari Indonesia.
Saat ini, Halal Industrial Park Sidoarjo sendiri telah membuka network dengan Kawasan Industri di Taiwan, dan Modern Halal Valley Cikande dengan Kawasan Industri di Cordoba, Spanyol.
Direktur Jasa Keuangan Syariah KNEKS, Taufik Hidayat menyampaikan keterhubungan ekosistem ekonomi syariah tentu akan semakin menguatkan langkah menuju global halal hub. Peran jasa keuangan syariah sendiri punya peran yang krusial.
"Kita terus dorong berbagai upaya pembiayaan pada industri halal di tengah marketshare yang terus meningkat," katanya.
Per Maret 2022, total aset keuangan syariah Indonesia mencapai Rp 2.024,89 triliun, tidak termasuk saham syariah. Pangsa pasarnya tercatat 9,89 persen diantaranya Rp 691,57 triliun perbankan syariah, Rp 126,24 triliun Industri Keuangan Non Bank Syariah, dan Rp 1.207,09 triliun untuk pasar modal syariah. []
Sumber: Republika
0 komentar:
Posting Komentar