SINGAPURA -- Kinerja cemerlang yang ditunjukan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) kembali memperoleh apresiasi dengan meraih penghargaan bertaraf internasional dari The Asset Triple A. Dua penghargaan sekaligus diboyong BRI pada malam penghargaan “The Asset Triple A – Trasury, Trade, Sustainability Supply Chain & Risk Management” di Singapura, Rabu, 6 Juli 2022.
Adapun kategori penghargaan yang diterima BRI adalah The Best ‘SME Banker of The Year’ untuk Direktur Utama BRI Sunarso dan BRI sebagai ‘Best in Treasury and Working Capital – SMEs’. Hadir langsung menerima penghargaan tersebut Direktur Utama BRI Sunarso dan BRI menjadi satu-satunya bank yang berasal dari Indonesia yang memenangkan penghargaan dari The Asset Triple A.
Selain Sunarso yang dinobatkan sebagai The Best ‘SME Banker of The Year’, Industry Achievement Award juga diraih oleh Lay Hua So (Managing Director & Head Of Group Transaction Banking UOB) sebagai Transaction Banker of The Year, Chintan Shah (APAC Head of Cash Management Deutsche Bank) sebagai Cash Management Banker of The Year, Makoto Hasegawa (Head of Transaction Banking BNP Paribas Japan) sebagai Transaction Banker of The Year, Yvonne Yiu (Regional Co-Head Of Global Liquidity & Cash Management, Asia Pacific HSBC) dan Erin Huang (China Head Of Cash Management Deutsche Bank) sebagai Cash Management of The Year.
Penghargaan tersebut diperoleh BRI melalui beberapa tahap, mulai dari submission material untuk penilaian kategori penghargaan hingga proses penjurian melalui interview oleh dewan juri. Adapun dewan juri yang melakukan penilaian adalah Chito Santiago, Executive Editor The Asset dan Darryl Yu, Deputy Editor The Asset. Penilaian ini sekaligus menunjukkan keberanian BRI untuk dinilai dan di-assess oleh berbagai pihak eksternal yang independen, bonafit dan kredibel.
The Asset sendiri merupakan lembaga riset dan penerbit berita bisnis tentang industri keuangan Asia yang telah berdiri sejak 1999 dan berbasis di Hongkong. The Asset mempublikasikan berita, analisa, dan wawasan penting yang ditujukan kepada komunitas pemimpin perusahaan dan pembuat keputusan keuangan secara independen.
Atas capaian penghargaan bergengsi di regional Asia tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso selaku master mind dari kesuksesan BRI di era layanan perbankan digital saat ini mengungkapkan terima kasihnya kepada The Asset Triple A yang telah mengapresiasi kinerja BRI.
Pada sambutannya saat menerima penghargaan tersebut, Sunarso mengatakan bahwa penghargaan tersebut didedikasikan untuk seluruh insan BRILiaN (pekerja BRI). “Saya dedikasikan penghargaan ini kepada Insan BRILiaN yang telah memberikan kontribusi terbaiknya kepada BRI dan untuk Indonesia,” ungkapnya, dalam siaran pers.
“Penghargaan ini juga saya persembahkan untuk seluruh nasabah UMKM BRI yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia,” tambah Sunarso.
Sunarso menegaskan bahwa UMKM di Indonesia sangat membutuhkan edukasi secara konsisten dan berkelanjutan dari pada advokasi. “Oleh karenanya, BRI saat ini dan ke depan akan semakin fokus untuk memberdayakan dan mengedukasi pelaku usaha di segmen UMKM tersebut,” tegasnya.
“Pekerjaan kami masih jauh dari selesai untuk memberdayakan UMKM, namun apa yang telah kami capai bersama telah membuat perbedaan dalam kehidupan jutaan pelaku usaha di Indonesia,” lanjutnya.
Pencapaian tersebut tak terlepas dari kinerja positif BRI yang fokus untuk terus mendorong pertumbuhan kredit khususnya disegmen UMKM. Seperti diketahui hingga akhir Maret 2022, penyaluran kredit BRI Group tercatat mencapai Rp 1.075,93 triliun atau tumbuh 7,43 persen yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit di industri perbankan nasional sebesar 6,65 persen.
Penyaluran kredit kepada seluruh segmen UMKM tercatat tumbuh positif, dengan penopang utama yakni segmen mikro yang tumbuh 13,55 persen, segmen konsumer tumbuh 4,56 persen, dan segmen kecil dan menengah tumbuh 3,96 persen.
“Secara umum, portofolio kredit UMKM BRI tercatat tumbuh sebesar 9,24 persen yoy, dari Rp 826,85 triliun di akhir Maret 2021 menjadi Rp 903,29 triliun di akhir Maret 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,95 persen. Proporsi kredit UMKM tersebut akan terus didorong tumbuh hingga 85 persen pada tahun 2024,” ungkap Sunarso.
Fokus BRI dalam memberdayakan dan membangkitkan aktivitas pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada saat pandemi tersebut, menjadi motor kinerja keuangan BRI pada kuartal I 2022. Perseroan mampu mencatatkan laba bersih konsolidasian senilai Rp 12,22 triliun atau tumbuh sebesar 78,13 persen yoy. Sementara untuk asset, pada akhir kuartal I 2022 tercatat Aset BRI mencapai sebesar Rp 1.650,28 triliun atau tumbuh 8,99 persen yoy.
Sejak awal pandemi terjadi, BRI telah mengambil langkah strategis untuk tetap mempertahankan sustainability kinerja dan berperan aktif dalam mendukung program pemerintah dalam kaitannya dengan percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Strategi lain yakni BRI melakukan penyelamatan terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang memiliki peranan krusial terhadap perekonomian Indonesia. Tercatat UMKM memberikan kontribusi sebesar 60,3 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Selain itu, UMKM menyerap 97 persen tenaga kerja dan menyediakan 99 persen lapangan kerja di Indonesia. Namun, adanya pandemi Covid-19 memberikan tekanan berat bagi pelaku UMKM, karena mereka tidak bisa melakukan aktivitas ekonomi sebagaimana biasanya.
Oleh karenanya selama pandemi, BRI menyelamatkan UMKM dengan strategi business follows stimulus. Agar stimulus berjalan efektif, BRI menyiapkan empat syarat. Pertama, harus ada dananya, yaitu memastikan anggarannya tersedia. Kedua, data pihak yang mendapatkan stimulus tersedia. Ketiga, kami akan menyiapkan sistem yang kredibel dan reliable agar stimulus tersebut tepat sasaran. Dan keempat, adalah komunikasi secara terus menerus kepada masyarakat.
Strategi business follows stimulus tersebut terbukti berhasil menyelamatkan UMKM dimasa pandemi. Hal tersebut ditunjukkan dari angka restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 di BRI sebesar Rp 133,74 triliun atau telah turun sebesar Rp 115,59 triliun dibandingkan dengan total akumulasi restrukturisasi Covid-19 di BRI yang sebesar Rp 249,33 triliun. BRI optimistis angka restruk Covid-19 akan terus menurun seiring dengan pulihnya aktivitas sosial dan ekonomi.
Melalui kepemimpinannya di BRI sejak 2019, Sunarso pun kembali menetapkan BRI untuk kembali ke khittahnya sebagai bank UMKM. Hal itu pun membuat BRI mampu bertahan dari guncangan krisis akibat pandemi. “Kedepan, BRI akan terus fokus di UMKM, bahkan akan tumbuh ke bawah dengan go smaller ke segmen mikro, bahkan ultra mikro. Strategi fokus di segmen UMKM dan UMi sebagai sumber pertumbuhan baru adalah untuk merealisasikan aspirasi BRI menjadi “The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia & Champion of Financial Inclusion” pada tahun 2025.
Sumber: Republika
0 komentar:
Posting Komentar