JAKARTA -- Pengembangan ekonomi syariah yang berdaya saing dan berdaya tahan perlu dukungan teknologi terkini. Director of Government Affairs Huawei Indonesia, Yenty Joman, mengatakan, ekonomi syariah harus memanfaatkan teknologi secara optimal agar bisa menciptakan kualitas dan kapasitas yang unggul.
"Teknologi bisa mendorong inovasi dan solusi bagi komunitas ekonomi syariah melalui pemanfaatan digital," katanya dalam seminar "Digital Transformation in Sharia Economy" yang diselenggarakan oleh Huawei dan Republika, Kamis (7/7).
Menurutnya, Huawei berkomitmen memberdayakan ekonomi keumatan dengan menciptakan lingkungan kondusif dan berbagai peluang bisnis. Pengembangan UMKM menjadi fokus Huawei Indonesia dari sisi transformasi digital.
Dalam rangka mendukung penguatan ekonomi melalui peningkatan kapasitas perusahaan rintisan lokal, Huawei telah meluncurkan program Spark di Asia Pasifik pada tahun lalu. Indonesia pun memiliki visi emas menjadi bagian dari lima besar kekuatan ekonomi dunia.
"Kami memiliki harapan kuat bahwa ekosistem ekonomi, termasuk ekonomi syariah akan berada di jalur cepat untuk mewujudkan visi tersebut dengan digitalisasi," ujarnya.
Program Spark dibuat untuk mempercepat pertumbuhan usaha rintisan teknologi dan dimulai sejak 2020. Program ini telah membantu usaha rintisan teknologi untuk meningkat ke level berikutnya melalui serangkaian kegiatan mentoring, inkubasi, menciptakan pasar, hingga persiapan ke tingkat global.
Dari sekian banyak usaha rintisan teknologi, Huawei Indonesia telah mengidentifikasi beberapa perusahaan yang telah memiliki model bisnis sesuai kepatuhan syariah. Ini menjadi ciri khas Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital.
Direktur Program Huawei Spark Malaysia, Muhammad Dennisa mengatakan, Spark akan menawarkan dukungan yang menyeluruh. Hal itu mulai dari dukungan finansial, pelatihan dan dukungan sumber daya, mentoring dan networking, dukungan teknis, serta jangkauan pasar bertaraf global.
"Ada yang dinamakan Spark Fire yang dimaksudkan meningkatkan skala bisnis perusahaan rintisan dan brand awareness-nya," kata Dennisa.
Terdapat dana 30 juta dolar AS yang terkumpul dari Program Spark dalam 12 bulan di empat negara yakni Singapura, Thailand, Malaysia, dan Hong Kong. Dalam tiga tahun, Spark punya target investasi hingga 100 juta dolar AS pada ekosistem usaha rintisan Asia Tenggara.
"Spark ingin mendukung hingga 1.000 usaha rintisan dan meningkatkan nilai 100 usaha lagi. Ada empat ekosistem baru juga yakni Indonesia, Filipina, Sri Lanka, dan Vietnam," katanya.
Pemanfaatan teknologi digital perlu dioptimalkan untuk meningkatkan kapasitas ekonomi syariah. Hal ini dilakukan, salah satunya melalui pengembangan UMKM.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM, Eddy Satriya, mengatakan, peningkatan skala ekonomi UMKM didorong melalui ekosistem ekonomi syariah. Digitalisasi termasuk di dalamnya sebagai bagian dari penopang utama dan akselerator.
"Kemajuan teknologi digital menjadi salah satu pendorong penciptaan ekosistem ekonomi syariah digital," ujar Eddy.
Kemenkop UKM punya target 19 juta UMKM bisa merambah ke sektor digital. Capaian per Januari 2022 telah mencapai 17,59 juta UMKM. Pada 2023, targetnya menjadi 24,5 juta UMKM dan kemudian 30 juta UMKM terdigitalisasi pada 2024.
Sumber: Republika
0 komentar:
Posting Komentar