Penambahan modal melalui right issue oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dinilai akan memperluas potensi bisnis dan meningkatkan daya saingnya. Salah satu potensi penggunaan dana hasil penguatan modal tersebut dapat digunakan untuk mengakuisisi unit usaha syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN Syariah.
Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma menilai, potensi dana hasil rights issue digunakan pada aksi korporasi tersebut sangat terbuka. Rencana BSI mengakuisisi BTN Syariah telah dilontarkan pemerintah beberapa waktu lalu.
"BSI belum diketahui jumlah dananya berapa, tapi kemungkinan ini akan dipakai untuk mengakuisisi UUS BTN," kata Suria kepada Republika, Ahad (21/8).
UUS BTN dinilai dapat memperkuat posisi sekaligus memperbesar kapasitas BSI. Konsolidasi ini merupakan visi pemerintah untuk terus mendorong penguatan ekonomi dan perbankan syariah melalui BSI.
BSI saat ini juga sedang menunggu pengubahan status dari anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi bank BUMN. Dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) BSI pada Mei 2022, seluruh pemegang saham telah menyepakati Pemerintah Indonesia untuk memiliki saham Seri A Dwiwarna di perseroan.
BSI juga akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 23 September 2022 untuk meminta persetujuan rencana rights issue. Ketentuan-ketentuan dalam PMHMETD I termasuk harga pelaksanaan dan jumlah final atas saham baru yang diterbitkan akan diungkapkan dalam prospektus yang akan diterbitkan pada waktunya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bank syariah terbesar di Indonesia tersebut akan menerbitkan maksimal 6 miliar lembar saham baru. Dalam keterbukaan informasi yang diterbitkan pada pekan lalu, BSI akan menawarkan saham baru dengan nominal Rp 500 per saham.
Peneliti ekonomi syariah dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Fauziah Rizki Yuniarti, mengatakan, dengan menambah modal, BSI akan memiliki bisnis yang lebih luas.
"Penambahan modal akan mendorong produk pembiayaan menjadi lebih murah sehingga memberi manfaat positif bagi konsumen," kata Fauziah.
Emiten bank dengan kode BRIS ini juga akan lebih mudah mendapatkan dana murah. Peningkatan dana murah akan berdampak positif pada konsumen karena banyaknya produk pembiayaan yang lebih kompetitif.
Langkah rights issue juga akan mempercepat langkah BSI untuk menjadi bank kategori BUKU IV. Dengan capaian itu, Fauziah menilai, konsumen juga akan semakin diuntungkan. Dia menilai, potensi bisnis BSI masih sangat luas karena saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki rekening bank, termasuk bank syariah.
"Ceruk pasar tersebut sangat besar dan belum dioptimalkan oleh bank-bank yang ada saat ini," kata dia.
Sumber: Republika
0 komentar:
Posting Komentar