PEKANBARU–Bermula hanya memproduksi sekitar 100 bungkus sehari pada tahun lalu, seorang pedagang kerupuk sagu di Kota Pekanbaru, Riau, Vivi Oktavianti (32 tahun), telah mengembangkan usahanya hingga memproduksi 500 hingga 600 bungkus setiap harinya. Omsetnya setiap pekan saat ini mencapai Rp 5 juta lebih dan mengaku akan terus mengembangkannya.
Warga Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Riau, ini menuturkan, perjalanan usahanya memang masih panjang, tapi untuk bisa mencapai titik ini, dia merasakan jatuh bangun untuk membangun usahanya.
Terutama saat pandemi Covid-19 yang membuat segalanya serba sulit. Pilihan untuk menjual kerupuk sagu juga jadi pertaruhan untuk memperbaiki ekonomi keluarga.
"Saya basic-nya dulu bukan kerupuk, saya dulu jual kain, jilbab, pampers, kerupuk," jelasnya, Rabu (14/9/2022).
"Karena kan jual kain (pakaian) karena Covid, jadi ada up and down-nya. Karena kita biasa jual di bazar-bazar di Bengkulu, Jambi. Lalu kayaknya kain sudah nggak apalah, karena orang mikir waktu Covid itu makan aja sudah bagus," tambahnya.
Masa sulit saat Covid-19 itu yang membuat dirinya mencari cara menghasilkan uang lain, yaitu dengan menjual kerupuk sagu. Produk ini dikatakannya masih jarang dijual di Pekanbaru, padahal rasanya khas dan cocok untuk dimakan untuk mendampingi berbagai masakan.
Tapi kendala selanjutnya adalah soal modal untuk memulai usahanya ini. Namun, seolah menjadi titik balik, Vivi kemudian mendapat pembiayaan dari bank BTPN Syariah. Dengan modal awal Rp 3 juta dan pelatihan yang diberikan, Fifi mulai memperbanyak produk dan meluaskan pasarnya.
Vivi mengatakan, menjadi nasabah dan mendapat pembiayaan dari bank BTPN Syariah tidak hanya mudah diakses, tapi juga menentramkan. Prinsip syariah seperti pinjaman tanpa agunan dan pelatihan, dinilanya sangat memudahkan.
"Kenal dari teman yang sudah nasabah BTPN Syariah, di RT lain. Nggak ribet prosesnya cepat dan gampang lah pokoknya. Banyak lah kebantu sama BTPN Syariah," katanya.
"Harapannya ke depan ingin punya pabrik, sekarang kan (menjemur kerupuk) di depan rumah aja. Mau cari lahan," tambahnya.
Kepala Corporate and Marketing Communication BTPN Syariah, Ainul Yaqin, mengatakan BTPN Syariah memang menerapkan filosofi do good do well yang berarti bahwa ketika melakukan kebaikan, maka bisnis yang dilakukan juga akan baik.
Dia menyebut aktivitas yang dijalankan oleh BTPN Syariah selama ini berjalan beriringan antara bisnis dan memberikan dampak baik bagi masyarakat luas.
"Program pemberdayaan BTPN Syariah hand on hand antara kepentingan bisnis, juga dengan kepentingan masyarakat secara luas. Dalam hal ini, kita melihat bahwa kepentingan bisnis jika didahului dengan kepentingan untuk memperbaiki sebuah lingkungan akan menghasilkan result yang luar biasa," jelasnya.
"Jadi filosofi ini yang dipegang oleh BTPN Syariah. Filosofi yang kita sebut do good, do well. Jadi ketika kita doing good insyaallah bisnis akan doing well. Kita percaya bahwa membangun kebaikan pasti akan mendatangkan kebaikan juga," tambahnya. Alkhaledi Kurnialam
Sumber: Republika
0 komentar:
Posting Komentar