BELITUNG -- Deputi Kerjasama Ekonomi Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) Republik Indonesia, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan negara yang tergabung dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) harus menjadi jangkar stabilitas ekonomi dunia. Hal ini disampaikan dalam kegiatan pertemuan ASEAN High Level Task Force ASEAN Economic Integration (HLTF-EI) 2023 di Hotel Sheraton, Sijuk. Menurut dia, hal ini penting dilakukan agar ASEAN dapat menjadi pusat perkembangan ekonomi dunia di masa depan.
"Kami mendorong agar ASEAN menjadi wilayah yang damai dan stabil untuk menjadi jangkar stabilitas ekonomi dunia," katanya di Tanjung Pandan, Jumat (3/3/2023).
Ia menjelaskan, ekonomi negara-negara ASEAN sudah terbukti baik dan kuat menghadapi krisis. Sebagai contoh, lanjut dia, pada krisis ekonomi 1997 semua negara ASEAN bertahan melewati krisis itu.
"Bahkan selama pandemi COVID-19 semua negara ASEAN juga selamat dari krisis ekonomi hanya setahun setelah pandemi, ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, ASEAN sangat membutuhkan motor baru ekonomi.
"Sebagian besar negara anggota ASEAN saat ini sedang berjuang untuk naik dari negara berpendapatan sedang ke negara berpendapatan tinggi dan sebagian juga sedang berjuang karena masih di pendapatan rendah," katanya.
Ia menyebutkan, ekonomi biru adalah salah satu strategi yang bisa menjadi solusi.
Menurutnya, potensi ekonomi biru pada ekonomi lautan sangat besar. Hal ini perlu dibahas karena potensi ini belum banyak digali termasuk di wilayah ASEAN.
"Ekonomi biru juga sangat potensial untuk meraih tujuan ekonomi yang berkelanjutan (SDGs)," ujarnya.
Ia menyebutkan, negara-negara Asean dihubungkan oleh laut. Lautan Asia Tenggara berkontribusi pada 15 persen dari perikanan dunia dan mempekerjakan 635 juta orang yang berhubungan dengan laut.
"Laut Asia Tenggara juga merupakan laut tersibuk nomor dua di dunia. Juga memiliki potensi pariwisata laut," katanya.
Ia meyakini, ekonomi biru bisa menjadi alat untuk mempromosikan Asean Centrality (Asean sebagai pusat dunia) dan juga menjadi motor baru ekonomi baru ASEAN.
"Sehingga bisa beradaptasi pada teknologi baru, dan mendorong pembangunan berkelanjutan di ASEAN. Masa depan ekonomi biru merupakan masa depan ASEAN," ujarnya.
Ruang lingkup kerangka ekonomi biru ASEAN meliputi ilmu pengetahuan, data, teknologi biru, manajemen dan konservasi biru, sektor prioritas biru, dan infrastruktur serta keuangan biru.
"Dialog ini juga berguna untuk membangun kewaspadaan dan berbagi pandangan pada pentingnya ekonomi biru. ASEAN merekomendasikan reformasi dan mekanisme yang dibutuhkan untuk mendukung ekonomi biru," katanya. []
Sumber: Republika
0 komentar:
Posting Komentar