PebisnisMuslim.Com, Sydney - Keuangan syariah berpeluang sebagai saluran bagi Cina untuk memperluas pengaruh ekonomi di luar negeri. Lewat bank-banknya, Cina hendak memperkuat hubungan dengan negara mayoritas Muslim.
Dengan populasi Muslim sekitar 20 juta penduduk, Cina hanya memiliki sedikit alasan untuk mengembangkan perbankan syariah di dalam negeri. Namun ada alasan kuat untuk mengembangkannya di luar negeri. Cina ingin membangun hubungan perdagangan kuat dengan negara-negara Asia lewat strategi One Belt, One Road.
Timur Tengah dan Asia Tenggara menjadi pusat keuangan syariah. Di kawasan tersebut, seperempat total aset perbankan berasal dari sektor syariah.
"Ini membuat Cina, baik BUMN maupun swasta sekarang lebih bersedia mengeksplorasi keuangan syariah," kata kepala konsultasi syariah Advisory Group Asia Pasifik yang berbasis di Hong Kong, Ben Ping Chung Cheung, baru-baru ini.
Dengan populasi Muslim sekitar 20 juta penduduk, Cina hanya memiliki sedikit alasan untuk mengembangkan perbankan syariah di dalam negeri. Namun ada alasan kuat untuk mengembangkannya di luar negeri. Cina ingin membangun hubungan perdagangan kuat dengan negara-negara Asia lewat strategi One Belt, One Road.
Timur Tengah dan Asia Tenggara menjadi pusat keuangan syariah. Di kawasan tersebut, seperempat total aset perbankan berasal dari sektor syariah.
"Ini membuat Cina, baik BUMN maupun swasta sekarang lebih bersedia mengeksplorasi keuangan syariah," kata kepala konsultasi syariah Advisory Group Asia Pasifik yang berbasis di Hong Kong, Ben Ping Chung Cheung, baru-baru ini.
Beberapa proyek yang dilakukan, diantaranya HNA Group menggunakan sistem keuangan syariah untuk pembelian kapal senilai 150 juta dolar AS.
"HNA juga berencana menerbitkan sukuk," kata Cheung.
Ada pula sebuah proyek kereta api di provinsi timur Shandong yang juga menjajaki penerbitan sukuk senilai 30 miliar yuan atau setara dengan 4,7 miliar dolar AS untuk rel kecepatan tinggi.
"HNA juga berencana menerbitkan sukuk," kata Cheung.
Ada pula sebuah proyek kereta api di provinsi timur Shandong yang juga menjajaki penerbitan sukuk senilai 30 miliar yuan atau setara dengan 4,7 miliar dolar AS untuk rel kecepatan tinggi.
Sumber: ROL
0 komentar:
Posting Komentar