PADANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Barat masih optimistis rencana
konversi syariah Bank Nagari tetap bisa dilakukan. Namun, pemerintah
provinsi selaku pemegang 33 persen saham Bank Nagari menyadari bahwa
perlu dilakukan sosialisasi dan persiapan yang matang agar bisa
dilakukan.
Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit menegaskan,
proses konversi ke bentuk syariah sepenuhnya bisa dilakukan pada 2018
mendatang. Hanya saja, bila dilakukan secara bertahap maka diharapkan
konversi syariah Bank Nagari bisa benar-benar terwujud pada 2020.
"Pembicaraan
terus dilakukan dengan OJK, BI. Kami tetap mendorong. Bagaimanapun
pangsa pasar syariah kita besar. Tapi Bank Nagari kalau bertahap mulai
2018 lah, kami harap sepenuhnya (syariah)," ujar Nasrul akhir pekan
lalu.
Nasrul meningatkan bahwa persiapan yang paling utama harus
dilakukan adalah sosialisasi kepada nasabah Bank Nagari konvensional.
Menurutnya, belum seluruhnya masyarakat Sumatra Barat memahami keuangan
syariah.
Sementara itu, pemerintah pusat terus mendorong
konversi Bank Pembangunan Daerah Sumatra Barat atau Bank Nagari untuk
menjadi bank umum syariah sepenuhnya. Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan,
Jasa Survei, dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo
mengungkapkan, sejak awal pemerintah ingin agar pangsa pasar perbankan
syariah di Indonesia bisa meningkat. Menurutnya, Sumatra Barat dengan
masyarakat Muslim yang cukup besar bisa mendorong pangsa pasar perbankan
syariah di Indonesia yang saat ini angkanya baru 5,3 persen.
"Sebetulnya
itu kewenangan daerah, namun intinya begini. Market syariah kita masih
kecil. Kami ingin bisa lebih besar lagi, salah satunya dengan perbankan
syariah yang terus tumbuh," ujar Gatot saat ditemui di sela gelaran BUMN
Hadir untuk Negeri di Pantai Muaro Lasak Padang, Ahad (13/8).
Gatot
menambahkan, semakin banyaknya perbankan konvensional yang
mengonversikan diri ke syariah bisa menambah aset perbankan syariah.
Apalagi saat ini perbankan syariah rata-rata hanya bertengger di buku I
dan II. "Namun, konversi Bank Nagari atau bank BUMN lainnya sama, perlu
dana. Kalau bisa bekerjasama dengan perbankan syariah di luar jauh lebih
bagus, karena itu akan bawa divestasi dan knowledge," ujar Gatot.
Sementara
itu, ekonom senior Universitas Andalas Elfindri menilai bahwa butuh
keseriusan dari Bank Nagari untuk benar-benar merealisasikan konversi
syariah Bank Nagari ini. Menurutnya, Bank Nagari bisa saja memanfaatkan
penjaminan melalui prinsip perbankan syariah untuk membiayai
pembangunan. Elfindri mengungkapkan, peranan Bank Nagari dalam
penyediaan pembiayaan di Sumatra Barat baru menyentuh 30 persen
dibanding bank konvensional lainnya. Itu pun, peranan Bank Nagari
Syariah masih jauh di bawahnya.
Elfindri mengakui, memang
dibutuhkan waktu yang tidak singkat untuk benar-benar mengonversi Bank
Nagari menjadi syariah sepenuhnya. Apalagi kaitannya dengan sosialisasi
kepada masyarakat yang selama ini dianggap minim. Bank Nagari juga harus
menyiapkan sistem teknologi informasi dan sumber daya manusia (SDM)
yang mumpuni untuk menjalankan perbankan syariah. "Kalau berjalan baik,
pembangunan di Sumbar ini bisa dibiayai dengan prinsip syariah," ujar
Elfindri. []
Sumber: Republika
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar