BANDUNG -- Bank BTPN Syariah fokus membangun ekonomi umat melalui
pemberdayaan perempuan. Segmen penyaluran pembiayaannya pun menyasar
para pelaku super mikro atau masyarakat prasejahtera produktif.
Direktur
Utama BTPN Syariah Ratih Rachmawaty menyatakan, bila ibu berdaya maka
keluarga juga ikut berdaya. "Visi kami menjadi bank syariah terbaik
untuk keuangan inklusif dan mengubah hidup berjuta rakyat Indonesia,"
ujarnya kepada wartawan di Bandung, Kamis, (19/10)
Ia
menjelaskan, setiap nasabah super mikro bisa mendapatkan pembiayaan Rp 2
juta per orang. Skema peminjamannya pun cukup mudah karena, bank tidak
meminta jaminan apa pun.
"Jaminannya hanya muka. Selama mukanya
terus bertemu dengan karyawan kami ya kami sudah senang membuat mereka
jadi nasabah kami. Kami nggak tanya, punya STNK motor atau sertifikat rumah atau nggak," kata Ratih.
Menurutnya, BTPN Syariah tidak perlu menanyakan jaminan sebab yang disasar memang masyarakat unbankable. "Kalau punya sertifikat seperti itu berarti bankable, bagi kami selama mau usaha, mari kita layani," ujarnya.
Ia
menyebutkan, berdasarkan penelitian Kuantatif Synovate pada 2008,
sebanyak 71 persen orang belum pernah meminjam dari bank. Sebanyak 34
persen mengaku tidak meminjam di bank karena prosesnya rumit, lalu 28
persen lainnya mengaku tidak punya uang. Maka dari itu, BTPN Syariah
berusaha mempermudah nasabah unbankable di seluruh Indonesia untuk mendapatkan pembiayaan.
Ratih
menyebutkan, biasanya para nasabah menggunakan pinjaman tersebut untuk
menjalankan industri rumah tangga, seperti membuat telur asin, keset
dari kain perca, dan lainnya. "Jadi selain memberikan pembiayaan pada
mereka, kami bukain juga tabungan untuk mereka dan nggak ada biaya administrasinya. Kita kasih pembiayaan dulu, kalau uangnya bertambah maka nabunglah mereka," ujarnya.
Para
nasabah, kata Ratih, juga bisa mendapatkan tambahan pembiayaan setelah
satu tahun. "Kalau tahun pertama dapat Rp 2 juta, setelah mukanya hadir
terus tahun berikutnya mereka boleh dapat maksimum Rp 4 juta," tuturnya.
Setiap tahun, kata dia, plafonnya akan terus bertambah.
Berkat
strategi tersebut, rasio pembiayaan bermasalah (NPF) BTPN Syariah pun
terjaga di 1,7 persen pada kuartal dua tahun ini. "Itu jauh lebih kecil
dari rata-rata industri," katanya.
Untuk menjaga NPF agar selalu
terjaga, Ratih menuturkan, ada 12 ribu karyawan BTPN lulusan SMA di
seluruh Indonesia yang mendatangi nasabah setiap dua minggu sekali. Para
karyawan yang disebut 'Melati Putih Bangsa' itu juga mendampingi para
nasabah dalam bertransaksi maupun edukasi.
Diharapkan ke depan
semakin banyak pelaku super mikro yang menerima pembiayaan. "Sekarang
per Juni kita sudah punya 2,8 juta nasabah, kalau secara total dari 2010
yang sudah jadi nasabah kita sekitar empat jutaan. Total aset kita juga
sekitar Rp 8 triliun," ujar Ratih.[]
Sumber:Republika
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar