JAKARTA -- Perbankan syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan dobel
digit sampai akhir 2017. Sementata proyeksi Bank Indonesia terhadap
pertumbuhan kredit di kisaran 8-10 persen.
Plt Direktur Bisnis
BNI Syariah, Dhias Widhiyati, menyatakan realisasi pertumbuhan
pembiayaan secara tahunan pada September 2017 sebesar 15,3 persen
menjadi Rp 22,5 triliun. Dia memproyeksikan pembiayaan BNI Syariah
sampai akhir tahun mencapai Rp 23,1 triliun atau diproyeksikan naik 12,3
persen dari Desember 2016. "Masih double digit proyeksi kenaikannya," kata Dhias saat dihubungi Republika, Kamis (2/11).
Untuk
mencapai target tersebut, lanjutnya, BNI Syariah fokus pada sektor
infrastruktur, jasa dunia usaha, perdagangan hotel restoran dan jasa
sosial masyarakat seperti rumah sakit dan pendidikan. Perusahaan juga
menerapkan beberapa strategi bisnis. Antara lain, menggarap supply chain
dari nasabah-nasabah korporasi di perusahaan induk, yakni BNI.
Kemudian, melakukan selektif growth dengan membiayai
selektif players di industri prioritas yang telah disebutkan tadi. "Kami
juga menyalurkan pembiayaan UMKM dengan masuk ke komunitas, serta
pembiayaan konsumen kepada segmen fixed income," imbuhnya.
Berdasarkan
laporan kinerja BNI Syariah sampai kuartal III 2017, pembiayaan BNI
Syariah tumbuh 15,3 persen (yoy) dari posisi September 2016 yang
tercatat sebesar Rp 19,5 triliun menjadi Rp 22,5 triliun pada September
2017. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) yang pada September 2016 sebesar
Rp 22,8 triliun meningkat menjadi Rp 27,6 triliun pada September 2017.
Rasio dana murah (CASA) meningkat menjadi sebesar 48,7 persen dari 47,4
persen pada tahun sebelumnya.
Dari total pembiayaan sebesar Rp 22,5 triliun tersebut, didominasi
pembiayaan segmen konsumer yang komposisinya mencapai 52,7 persen,
disusul pembiayaan Ritel Produktif/UMKM sebesar 21,8 persen, pembiayaan
komersial sebesar 18,1 persen, pembiayaan mikro sebesar 5,9 persen, dan
kartu pembiayaan Hasanah Card 1,5 persen. Khusus pembiayaan konsumer,
sebagian besar portofolio didominasi oleh produk Griya iB Hasanah yang
mencapai 84,9 persen.
Sedangkan pertumbuhan masing-masing segmen,
pembiayaan komersial naik 10,6 persen, segmen kecil dan menengah tumbuh
26,5 persen, pembiayaan mikro naik 16,6 persen, dan Konsumer naik 13,7
persen. Sedangkan pembiayaan Hasanah Card justru minus 10,8 persen.[]
Sumber:Republika
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar