Perusahaan raksasa fast moving consumer good (FMCG) Unilever dikabarkan akan memangkas sebanyak 1.500 pekerja di seluruh dunia. Efisiensi ini dilakukan setelah perseroan gagal memenuhi target penjualannya.
Chief Executive Officer Unilever Alan Jope dalam keterangan pers yang dilansir dari retaildetail.eu mengungkapkan, perubahan struktur pekerja di perusahaan tidak muncul begitu saja.
Dia mengaku telah berada di bawah tekanan selama berbulan-bulan untuk menghidupkan kembali pertumbuhan penjualan setelah perusahaan gagal memenuhi targetnya.
Kondisi kian diperburuk dengan anjloknya harga saham perseroan di bursa London. Dalam 18 bulan terakhir saham perseroan hanya naik 7% setelah salah satu investor asal Amerika Serikat (AS) tertarik membelinya.
Dia pun menuturkan, perseroan telah melakukan pengembangan model organisasi baru dalam setahun terakhir yang dirancang untuk melanjutkan peningkatan penjualan dan mendorong kinerja bisnis.
“Untuk itu, kami berpindah ke lima grup bisnis yang berfokus pada kategori yang memungkinkan lebih responsif terhadap perkembangan tren konsumen dengan akuntabilitas pengiriman yang sangat jelas,” katanya dilansir dari retaildetail.eu, Jumat (4/2).
Adapun lima kelompok bisnis yang terpisah yakni kecantikan dan kesejahteraan, perawatan pribadi, perawatan rumah, serta nutrisi dan es krim. Setiap bisnis akan memiliki tanggung jawab penuh atas strategi, pertumbuhan, dan pengembangan labanya.
“Pertumbuhan tetap menjadi prioritas utama dan perubahan ini akan mendukung upaya kami untuk mencapainya,” ujarnya.
Alan bilang, perseroan juga akan memangkas 15% porsi manajemen senior dan melakukan penyederhanaan bisnis agar bisa efisiensi. Secara bersamaan, akan menghilangkan satu dari 20 pekerjaan di level manajemen junior.
Dia menyebut saat ini prosesnya telah dilakukan dengan serikat pekerja agar dapat mencapai kesepakatan antara pekerja dan manajemen perusahaan. Kendati demikian, tidak disebutkan secara terperinci kapan kebijakan ini akan mulai diberlakukan.
“Perusahaan akan berkonsultasi dengan serikat pekerja tentang rencana tersebut dan menekankan bahwa pekerja pabrik tidak akan terpengaruh oleh reorganisasi,” ucapnya.
Lebih lanjut, Alan menjelaskan, perseroan juga akan melakukan perombakan manajemen mulai 1 April 2022. Dimulai dari Amerika Latin yaitu Fernando Fernandes yang saat ini menjabat sebagai Vice President akan naik menjadi President di kawasan tersebut.
Lalu, President Unilever di Amerika Utara Fabian Garcia akan didapuk menjadi President Personal Care. Sedangkan President Foods & Refreshment, Hanneke Faber akan menjadi President Nutrition.
Kemudian, terakhir yaitu Peter ter Kulve dan Matt Close masing-masing akan tetap bertanggung jawab atas Home Care dan Ice Cream. COO Nitin Paranjpe juga akan mengambil peran baru sebagai Chief Transformation Officer dan Chief People Officer yang bertugas mengawasi transformasi bisnis dan departemen sumber daya manusia (SDM).
“Terakhir yaitu Sunny Jain, saat ini Presiden Kecantikan & Perawatan Pribadi, telah memutuskan untuk meninggalkan perusahaan,” terangnya. []
Sumber: Dunia Fintech
0 komentar:
Posting Komentar