PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mengumumkan pemisahan atau spin off IndiHome. Sebelumnya, Telkom dan Telkomsel telah menandatangani Conditional Spin-off Agreement (CSA) untuk memisahkan bisnis IndiHome dari Telkom pada 6 April 2023.
Aksi korporasi tersebut dinilai akan semakin memperbaiki kinerja emiten telekomunikasi milik negara. Setelah resmi berpisah, IndiHome akan langsung diintegrasikan dengan Telkomsel, sehingga kinerja perseroan akan lebih efisien.
"Ke depan, kami melihat ada peluang untuk mencapai efisiensi belanja modal karena lebih sedikit tumpang tindih antara kedua entitas," kata analis Mirae Asset Sekuritas Rebertus Hardy dalam risetnya, Selasa (11/4/2023).
Dengan spin off ini, Telkomsel dan IndiHome akan fokus menggarap segmen business to consumers (B2C). Per Desember 2022, IndiHome dan Telkomsel memiliki total pelanggan masing-masing lebih dari 9,2 juta dan 156 juta pelanggan.
Sementara Telkom akan fokus menggarap segmen business to business (B2B). Telkom berencana untuk mengkonsolidasikan aset infrastrukturnya di bawah entitas InfraCo. Rencana ini akan diimplementasikan pada semester II 2023.
Lebih lanjut, Robertus menjelaskan, Telkomsel akan menjadi penerima aliran pendapatan IndiHome dengan nilai diperkirakan lebih dari Rp 380 triliun pascatransaksi. Ini setara dengan 89 persen kapitalisasi pasar Telkom saat ini dengan harga Rp 4.300 per saham.
Hal ini juga akan berpengaruh pada kinerja Telkom mengingat kepemilikan TLKM atas Telkomsel yang naik menjadi 69,9 persen setelah transaksi ini. Aset IndiHome senilai Rp 16 triliun juga akan tetap berada di bawah Telkom yang akan disewakan kembali ke IndiHome melalui perjanjian grosir (WSA).
"Selain menyewakan kepada afiliasi grup Telkom, kami juga memperkirakan akan ada diversifikasi aliran pendapatan jika entitas baru ini juga dapat menyewakan ke operator lain melalui perjanjian berbagi jaringan," kata Robertus.
Dengan prospek positif tersebut, Robertus merekomendasikan Trading Buy untuk saham TLKM. Robertus juga memasang target harga sebesar Rp 5.100, lebih tinggi dari sebelumnya Rp 4.600. Harga ini menyiratkan 6,8x/6,4x dari rasio 22A/23F EV/EBITDA. []
Sumber: Republika
0 komentar:
Posting Komentar