JAKARTA - Sebagai pendatang baru di ranah perbankan digital, PT Super Bank Indonesia (Superbank) terus melakukan inovasi dengan menyasar pelaku UMKM dan nasabah ritel. Salah satunya, memanfaatkan 81 persen populasi underbanked.
Indonesia memiliki populasi underbanked atau nasabah yang hanya memiliki simpanan, terbesar di Asia Tenggara. Para pelaku UMKM dan nasabah ritel mayoritas dari segmen underbanked.
Mereka memiliki sumber pendapatan dan simpanan di bank tetapi kesulitan mengajukan pinjaman. Padahal mereka sangat membutuhkan pinjaman untuk dapat terus mengembangkan usahanya.
Melihat peluang ini, Superbank mencoba merangkul dan memberikan solusi bagi pelaku UMKM dan nasabah ritel. Inovasinya, memanfaatkan pasar dalam ekosistem Grup Emtek dan Grab karena sangat potensial dan belum digarap.
"Selama ini, bank konvensional fokus pada sektor bank. Kami akan fokus ke hidup pribadi customer (nasabah),’’ kata Chief Business Officer Superbank, Sukiwan di Jakarta , Rabu (5/4/2023). Selain itu, menciptakan ekosistem untuk mempermudah nasabah saat mengajukan pinjaman dengan cara yang nyaman.
Superbank menelusuri rekam jejak calon nasabahnya menggunakan ekosistem yang dimiliki dari Grup Emtek dan Grab. Kapasitas dan rekam jejak nasabah dapat dilihat dengan berbagai transaksi usaha yang mereka lakukan baik dari platform Bukalapak ataupun Grab.
Dengan mengetahui profil target, menjadi daya saing tersendiri bagi Superbank sebagai bank dengan layanan digital. Didukung keunggulan yang dapat mengetahui bisnis yang dijalankan debitur lebih lengkap dan menjadi alternatif penilaian kredit.
"Seperti penjual martabak, transaksi mereka kan sebenarnya terekam di aplikasi Grab. Seperti kualitas penjualannya, jangkauan penjualannya, berapa banyak martabak yang terjual setiap harinya,’’ jelas Sukiwan. Ini awal strategi integrasi secara keseluruhan.
Menurut Sukiwan, Superbank berkomitmen memperluas akses dan pembiayaan ke mereka secara mudah dan bertanggung jawab. Ia pun memaparkan, saat ini industri perbankan Indonesia memiliki potensi besar.
Simpanan nasabah di bank umum terus meningkat, mencapai Rp 8.203 triliun pada 2022, tumbuh lebih dari delapan persen dibandingkan 2021.
Sedangkan, nilai transaksi perbankan digital pada 2022 meningkat 28,72 persen year on year (yoy) menjadi Rp 52.545,8 triliun dan diproyeksikan tumbuh 22,13 persen hingga mencapai Rp 64.175,1 triliun pada 2023. []
Sumber: Republika
0 komentar:
Posting Komentar