JAKARTA -- Jakarta bisa jadi contoh provinsi pengembangan ekonomi
syariah bila fokus pada tiga pilar ekonomi syariah. Apalagi, bila
Jakarta tak cuma fokus pada kesejahteraan materil warganya.
Direktur
Pusat Studi Bisnis dan Ekonomi Syariah (CIBEST) IPB Irfan Syauqi Beik
mengatakan, perkembangan ekonomi syariah akan bergantung kebijakan
pemerintah, termasuk pemerintah daerah, sehingga peran kepala daerah
signifikan. Pemerintahan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di Jakarta bisa
jadi model tepat ekonomi syariah di tiga pilar utama yakni sektor riil,
keuangan, dan keuangan sosial Islam.
Irfan melihat ada potensi
besar yang dimiliki Jakarta, kalau direalisasikan, dampaknya akan sangat
positif bagi Jakarta. ''Jargon Maju Kotanya Bahagia Warganya itu bisa
direalisasikan melalui ekonomi syariah karena ekonomi syariah tidak
hanya memerhatikan aspek material, tapi juga spiritual,'' ungkap Irfan
kepada Republika.co.id, Selasa (17/10).
Sektor riil,
misalnya pariwisata, Jakarta bisa mengembangkan wisata yang ramah
Muslim. Irfan mencontohkan Malaysia. Wisatawan yang mencari wisata ramah
Muslim di sana mencapai lima juta orang. Jakarta-Kuala Lumpur terbilang
dekat. Kalau wisatawan yang mencari wisata halal juga bisa diraih
Jakarta, itu akan menguatkan sektor riil syariah.
Begitu pula
produk halal. Meski pemrov DKI Jakarta gencar membenahi infrastruktur,
kesadaran halal juga laik jadi perhatian. Memang masih banyak PR terkait
infrastruktur dan kesadaran halal. ''Karena kalau ini bisa didorong,
kualitas jajanan kita lebih berkualitas. Sebab Islam melarang barang
yang tidak baik dan membahayakan,'' ungkap Irfan.
Tapi untuk
keuangan syariah, Jakarta sudah luar biasa posisinya sebagai pusat
keuangan nasional. Pada skala provinsi, DKI Jakarta punya BPD DKI dengan
unit syariahnya (UUS). Pengembangan UUS Bank DKI akan ikut
mengembangkan sektor riil yang imbasnya pada UMKM. UMKM perlu
difasilitasi akses keuangannya.
Irfan mencontohkan model
pengembangannya bisa seperti BPD Aceh (Bank Aceh) berupa konversi dari
konvensional ke syariah yang akhirnya menyumbang total aset perbankan
syariah nasional. Contoh lain adalah pemisahan (spin off) UUS menjadi BUS seperti BJB Syariah yang merupakan anak usaha BPD Jawa Barat (BJB).[]
Sumber:Republika
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar