JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir bersama Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bertemu dengan Bill Gates di sela-sela KTT PBB terkait perubahan iklim atau Conference of the Parties (COP) 26 di Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11).
Erick mengatakan, Bill Gates memiliki ketertarikan untuk menanamkan investasi di PT Biofarma (Persero) yang merupakan induk holding BUMN farmasi.
"Pertemuan khusus dengan Bill Gates untuk membahas minatnya berinvestasi di Biofarma dalam alih teknologi dalam pengembangan vaksin mRNA. Biofarma terbuka akan hal itu," ujar Erick dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (3/11).
Menurut Erick, ketertarikan Bill Gates merupakan pengakuan atas kapasitas Biofarma yang berperan besar dalam proses produksi dan distribusi vaksin Covid-19 sehingga program vaksinasi nasional berjalan lancar dan mendapat apresiasi dunia internasional.
Erick mengatakan, Bill Gates berencana menanamkan investasi di Biofarma yang dikhususkan untuk pengembangan dan produksi vaksin mRNA. Jika hal itu terealisasi, secara langsung akan mendorong produk bioteknologi Tanah Air semakin berkembang dan kemandirian kesehatan Indonesia segera terwujud.
"Banyak pihak, termasuk Bill Gates, mengapresiasi upaya Indonesia dalam menekan penyebaran pandemi Covid-19 dengan cepat serta meratanya program vaksinasi nasional sehingga indikator-indikator pandemi di Indonesia menurun drastis," ujar Erick.
Hal tersebut, Erick melanjutkan, membuat banyak pihak dan negara lain terus memberikan dukungan agar Indonesia juga menjadi negara terdepan dalam pengembangan vaksin. Ia menilai hal ini juga sejalan dengan upaya percepatan pengembangan vaksin yang dilakukan Indonesia.
Terlebih, Erick menyebutkan, teknologi vaksinologi yang semakin berkembang membuka peluang terciptanya jenis vaksin baru, vaksin nucleic acid, atau vaksin mRNA yang akan menjadi solusi mengatasi pandemi karena kemudahan produksi dalam jumlah besar dan berbagai kelebihan lain yang tidak dimiliki vaksin tradisional.
"Rencana Biofarma untuk memproduksi vaksin Covid-19 mRNA pun kian mendekati kenyataan," kata Erick menambahkan. []
Sumber: Republika
0 komentar:
Posting Komentar