Dengan kapitalisasi pasar Tesla yang hampir mencapai USD1 triliun (Rp14,3 kuadriliun), Elon Musk kini bisa membalas orang-orang yang dahulu memandang rendah, mengkritik dan menentangnya.Tidak peduli peringkat atau tumpuan para kritikus ini, Musk ingin mengingatkan mereka bahwa mereka salah tentang dia. Salah satunya adalah parner bisnis Warren Buffett, Charlie Munger yang pernah lebih dari sekadar skeptis terhadap Tesla.
Melansir The Street di Jakarta, Jumat (18/2/22) baru-baru ini Munger menyebut cryptocurrency seperti penyakit kelamin dan menganggapnya sebagai penghinaan."Saya bangga dengan kenyataan bahwa saya telah menghindarinya," kata Munger pada hari Rabu, selama pertemuan pemegang saham Daily Journal yang disiarkan di Yahoo Finance, mengacu pada cryptocurrency. "Ini seperti penyakit kelamin ... Saya hanya menganggapnya sebagai penghinaan."
Terlebih, Munger menyebut bahwa cryptocurrency populer karena dapat digunakan untuk penculikan, pemerasan, dan penghindaran pajak.
Musk yang telah lama sebagai pendukung kripto tidak tahan lagi untuk memberi tahu 74 juta pengikutnya di Twitter bahwa Munger pernah salah tentangnya.
"Saya sedang makan siang dengan Munger pada tahun 2009 di mana dia memberi tahu seluruh meja semua cara Tesla akan gagal," tulis CEO Tesla ini di Twitter. "Membuat saya sangat sedih, tetapi saya mengatakan kepadanya bahwa saya setuju dengan semua alasan itu & bahwa kami mungkin akan mati, tetapi tetap layak untuk dicoba."
Kapitalisasi pasar Tesla sekarang adalah sekitar USD1 triliun. Pembuat mobil ini sekarang memproduksi hampir 1 juta kendaraan per tahun dan menghasilkan uang yang banyak. Kekayaan bersihnya diperkirakan pada 16 Februari sebesar USD236 miliar (Rp3.380 triliun), menurut Bloomberg Billionaires Index.
Itu lebih dari dua kali lipat dari kekayaan Buffett yang menempati peringkat ketujuh dengan kekayaan bersih senilai USD114 miliar (Rp1.633 triliun). Kekayaan Munger diperkirakan mencapai USD2,4 miliar (Rp34 triliun) oleh Forbes. Dia bahkan tidak termasuk dalam 500 orang terkaya di dunia dalam peringkat Bloomberg.
Sumber : Republika
0 komentar:
Posting Komentar