JAKARTA -- Global Wakaf Corporation, perusahaan pengelola dana wakaf,
berupaya mengajak masyarakat agar berwakaf sejak dini. Sebab, pahala
dana wakaf akan terus mengalir meskipun pewakaf telah meninggal dan
sampai hari kiamat.
Presiden Direktur Global Wakaf Corporation,
Imam Teguh Saptono, mengatakan tantangan terbesar untuk membesarkan
wakaf adalah literasi kepada umat Islam. Selama ini, pemahaman
masyarakat terkait wakaf identik dengan aset-aset produktif yang
memiliki efek berantai rendah seperti makam dan masjid.
Padahal,
sejak zaman Rasulullah justru yang populer adalah wakaf produktif.
Seperti Umar bin Khattab yang mewakafkan kebun kurma dan Usman bin Affan
yang mewakafkan sumur.
"Wakaf adalah pilar kekuatan ekonomi umat
yang harus kembali ditegakkan. Kalau zakat itu kan 2,5 persen, berarti
yang 97,5 persen itu potensi wakaf," kata Imam di kantor Global Wakaf,
Menara 165 Jl TB Simatupang, Jakarta, Jumat (13/10).
Menurut dia,
Global Wakaf fokus pada pengembangan aset-aset wakaf produktif serta
mengutamakan wakaf tunai dan saham. "Kami tidak hanya menerima aset
wakaf tapi juga menerima perusahaan yang mewakafkan sebagian sahamnya,"
jelas mantan Dirut BNI Syariah tersebut.
Karenanya, dia mengajak
kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) agar mewakafkan
sebagian kepemilikan sahamnya sejak dini. Sebab, jika nanti
perusahaannya telah besar, akan semakin susah untuk mewakafkan sebagian
saham.
Global Wakaf mengaku aktif di komunitas-komunitas untuk
bersama-sama mengajak pelaku UMKM berwakaf. Kalau bisa wakaf sejak dini,
karena kalau modalnya Rp 150 juta berarti 10 persennya hanya Rp 15
juta. Tapi, kalau asetnya sudah Rp 1 triliun berarti Rp 100 miliar.
Imam
menambahkan, pada zaman kekhalifahan sudah berdiri badan wakaf yang
memberikan pinjaman kepada perusahaan-perusahaan. Hingga kini, negara
yang dianggap berhasil mengelola wakaf adalah Malaysia, Turki dan
Singapura.[]
Sumber:Republika
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar